KUPANG, KOMPAS.com - Kekeringan ekstrem melanda delapan Kabupaten dan satu Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Stasiun Klimatologi Kupang Apolinaris Geru mengatakan, potensi kekeringan terjadi di daerah dengan hari tanpa hujan lebih dari dua bulan.
Baca juga: Bupati Jember Serahkan SK Kenaikan Pangkat 1.624 ASN, DPRD Lapor Mendagri
Sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan ekstrem di antaranya, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, Kabupaten Kupang, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sabu Raijua, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Belu, dan Kota Kupang.
"Daerah-daerah tersebut mengalami hari tanpa hujan sangat panjang dengan kategori kekeringan ekstrem," ungkap Geru saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (3/8/2020).
Geru menjelaskan, kemarau mengakibatkan ketersediaan air tanah berkurang. Sehingga, pasokan air bersih ke rumah penduduk dana rela persawahan tersendat.
Saat ini, kata Geru, 100 persen dari zona musim di NTT berada dalam periode kemarau sehingga diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan.
Baca juga: Klaster BPOM Ambon, 46 Pegawai Positif Covid-19, Belum Ada yang Sembuh
Selain krisis air, kata Geru, pihaknya juga mengingatkan potensi kebakaran lahan sebagai dampak kemarau.
"Tapi harus diingat, potensi tersebut baru merupakan potensi kekeringan meteorologis, karena faktor curah hujan," jelas Geru.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.