Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kegiatan Ekonomi di Luwu Utara Mulai Bangkit Pascabanjir Bandang

Kompas.com - 03/08/2020, 11:36 WIB
Amran Amir,
Dony Aprian

Tim Redaksi

LUWU UTARA, KOMPAS.com – Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengatakan, kegiatan ekonomi sudah mulai bangkit pascabanjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu.

“Kalau dilihat di daerah terdampak langsung memang belum begitu terasa, tetapi di daerah sekitarnya alhamdulillah. Bahkan pada pekan pertama sudah mulai beranjak normal,” kata Indah saat dikonfirmasi, Senin (3/8/2020).

Indah mengatakan, para donatur yang berdonasi untuk Luwu Utara banyak yang berbelanja di Masamba maupun di daerah dalam wilayah Kabupaten Luwu Utara, sehingga aktivitas perekonomian tetap berjalan.

“Termasuk juga para donatur yang mau berdonasi dan mereka juga cukup banyak yang berbelanja di Luwu Utara, ini cukup banyak membantu menggerakkan kembali perekonomian Luwu Utara pasca terjadinya banjir bandang,” ucap Indah.

Baca juga: Bupati Luwu Utara Targetkan Pengungsi Banjir Bandang Tinggalkan Tenda Pengungsian Sebelum 17 Agustus

Dikatakan Indah, ekonomi di Luwu Utara tumbuh hingga 7,11, namun pandemi Covid-19 hanya ditargetkan 5,7.

“Kami belum ukur, tapi terakhir Luwu Utara pertumbuhannya 7,11. Dengan adanya banjir bandang ini agak berpengaruh terhadap pencapaian target yang telah ditetapkan,” ujar Indah.

Pantauan di lokasi, kegiatan ekonomi di sekitar lokasi banjir Masamba seperti pasar tradisional, toko kelontong dan penjualan elektronik berjalan normal.

Baca juga: Dua Kali Menangis Saat Terima Bantuan Kemanusiaan, Bupati Luwu Utara: Saya Terharu

Sebelumnya, banjir bandang akibat meluapnya Sungai Rongkong di Kecamatan Sabbang, Sungai Meli di Kecamatan Baebunta dan Sungai Masamba di Kecamatan Masamba, Luwu Utara, pada Senin (13/07/2020).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) membeberkan tiga penyebab banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, pada Senin (13/7/2020) malam.

"Ada tiga yang cukup penting untuk diperhatikan mengapa kejadian ini, banjir bandang Luwu Utara terjadi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam konferensi pers, Minggu (19/7/2020).

Penyebab pertama, kata Jati, masalah curah hujan yang cukup tinggi.

Kedua, adanya pengalihan fungsi lahan.

Ketiga, adanya sejarah patahan yang mengakibatkan kondisi formasi di kawasan hulu lemah.

"Sehingga memudahkan longsor," kata Jati.

Selain itu, Jati mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan data kelompok rentan yang terdampak telah teridentifikasi.

Dengan demikian, akan memudahkan penyaluran bantuan.

"Ini akan memudahkan bagi tim yang melakukan bantuan dalam hal logistik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com