Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi Usul Belajar Tatap Muka di SD Pedesaan Mulai Dibuka

Kompas.com - 03/08/2020, 10:00 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi meminta pemerintah membuka sekolah dengan belajar tatap muka untuk siswa SD. Namun yang harus dilakukan adalah siswa SD di pedesaan.

Sebab, kata Dedi, belajar online untuk mencegah penularan Covid-19 tidak cocok bagi siswa SD di pedesaan.

"Saran saya, belajar tatap muka di desa yang sudah klin harus dibuka, terutama untuk SD. Sebab, kalau pakai daring (online) tak cocok," kata Dedi kepada Kompas.com via telepon, Senin (3/8/2020).

Baca juga: Wali Kota Jambi Diminta Hentikan Aktivitas Belajar Tatap Muka Murid SD

Menurut Dedi, sistem belajar online untuk siswa SD di pedesaan tidak akan efektif. Sebab, rata-rata mereka tidak memiliki ponsel. Selain itu, untuk siswa SD, belajar membaca dan menulis via online tidak akan berhasil.

"Siswa SD itu butuh panduan langsung dari guru, terutama untuk belajar membaca dan menulis. Kalau melalui daring akan sulit," katanya.

Menurutnya, belajar online hanya cocok untuk siswa SD di perkotaan. Sebab, rata-rata siswa SD di kota sebelum masuk SD sudah bisa membaca dan menulis.

Selain itu, sarana pendukung belajar online pun rata-rata sudah tersedia dan memadai. Siswa SD di kota kebanyakan sudah memiliki gawai dan jaringan internet tersedia.

Alat PCR di setiap kecamatan

Dedi mengakui, untuk mendukung belajar tatap siswa SD, memerlukan prasyarat, salah satunya adalah tes swab untuk para guru.

Ia menyebutkan, rata-rata jumlah guru yang ada di kota atau kabupaten di Jawa adalah sekitar 9.000 orang. Mereka bisa dites swab atau PCR kalau pemerintah mampu menyediakan alat tes PCR di setiap kecamatan. Minimal satu unit.

Baca juga: Disdik: Tasikmalaya Masih Zona Biru Jadi Belum Ada Belajar Tatap Muka, Masuk untuk Daftar Ulang Saja....

Jika alat tes PCR tersedia di kecamatan, maka para guru bisa dites sebelum melaksanakan belajar tatap muka.

"Saya dari awal sudah beberapa kali mengusulkan agar ada tes PCR di setiap kecamatan, sehingga penanggulangannya bisa terfokus. Ini yang saya sebut penanggulan Covid berbasis kecamatan atau desa," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com