Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Pria Tua di Garut Minum Darah Sapi Kurban yang Dipotong, Wabup: Jangan Ditiru

Kompas.com - 02/08/2020, 07:27 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com - Sebuah video orang tua meminum darah sapi kurban yang dipotong, viral di jagad media sosial di Garut.

Aksi minum darah segar tersebut dilakukan orang tua tersebut saat pemotongan sapi kurban.

Dalam video berdurasi tidak sampai 10 detik tersebut, seorang pria tua sengaja menampung darah dari seekor sapi yang baru dipotong menggunakan gelas.

Setelah gelas penuh, darah tersebut langsung diminum pria tua tersebut sambil berjalan.

Seorang warga pun mencoba menegur pria tua tersebut, namun pria tua tersebut tak mengindahkannya.

Baca juga: Hewan Kurban di Agam Didandani Sebelum Disembelih

Panit Reskrim Polsek Tarogong Kidul, Ipda Wahyono Adji kepada wartawan mengungkapkan, video tersebut diambil di Kampung Seni Kelurahan Jayawaras Kecamatan Tarogong Kidul saat warga melakukan pemotongan seekor sapi kurban.

Pria yang meminum darah tersebut menurut Adji bernama Nandang yang usianya sekitar 50 tahun warga RW 03 Kelurahan Jayawaras.

"Kurang sehat orangnya, depresi akibat ditinggal istrinya," jelas Wahyono Adji kepada wartawan, Sabtu (1/08/2020).

Andri (34), salah seorang warga Kelurahan Jayawaras mengakui, video pria tua minum darah sapi tersebut, memang terjadi di Kampung Seni Kelurahan Jayawaras. Namun, dirinya tidak mengenal pria tua tersebut.

"Iya di Seni, tapi saya tidak kenal orangnya," katanya saat dihubungi, Sabtu (1/08/2020) malam.

Baca juga: Menyusuri Anak Tangga di Pinggir Jurang, Ganjar Antar Sendiri Daging Kurban ke Dusun Girpasang

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman meminta, apa yang dilakukan pria tua tersebut tidak sampai dicontoh oleh warga yang lain. Apalagi dikait-kaitkan dengan pencegahan Covid-19.

"Tidak ada kaitannya dengan pencegahan Covid-19, saya minta jangan ditiru warga lain," tegas Helmi, Sabtu (01/08/2020).

Helmi menegaskan, meminum darah hewan yang dipotong itu tidak diperbolehkan, karenanya tidak boleh dijadikan contoh oleh warga lainnya.

"Tidak usah disebarkan lagi videonya. Karena tidak ada manfaatnya sama sekali, jangan dijadikan contoh," tegas Helmi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com