Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dulu Gaji Saya Rp 430.000 Per 3 Bulan, Alhamdulillah Naik Rp 720.000 Per 4 Bulan"

Kompas.com - 01/08/2020, 14:23 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Di usianya yang masih muda, Suardi (29), guru SD Negeri Lanyying, Kecamatan Uluere Bantaeng, Sulawesi Selatan, menunjukkan semangatnya mengajar di tengah keterbatasan.

Wabah Covid-19, jalan rusak, hingga gaji yang tak seberapa tidak lantas membuat Suardi putus asa melaksanakan kewajiban mencerdaskan anak didik.

Gaji Suardi cuma Rp 720 ribu per empat bulan. Itu pun sudah naik daripada gaji sebelumnya.

"Dulu saya terima gaji Rp 430.000 per tiga bulan. Dan alhamdulillah sudah naik Rp 720.000 per empat bulan," kata Suardi, saat dikonfirmasi, Kompas.com, Jumat (31/7/2020).

Baca juga: Siswanya Tak Punya HP, Guru Ini Rela Lalui Jalanan Rusak Saban Hari untuk Mengajar di Rumah

Jalankan tugas besar

Ilustrasi.TOTO SIHONO Ilustrasi.
Meski gajinya bisa dibilang tidak layak, Suardi dengan senang hati memegang tugas besar.

Dia setiap hari mendatangi satu per satu siswanya yang tidak bisa mengikuti pembelajaran daring.

Sebab sejumlah siswa di sekolahnya tidak memiliki ponsel pintar.

Tugas tersebut dibagi dengan guru-guru lain di sekolahnya.

Baca juga: Kaleidoskop 2019: Kisah Warga AS Bikin 7 Sekolah di Papua hingga Anak Tukang Becak Lulus Cum Laude ITB

Ilustrasi angkutan umumKOMPAS/Heru Sri Kumoro Ilustrasi angkutan umum

Naik angkutan umum

Untuk mendatangi para siswanya, Suardi yang sudah lima tahun menjadi guru honorer, harus menggunakan kendaraan umum.

"Jadi kalau berangkat saya naik mobil angkutan umum. Dalam sehari mendatangi tiga rumah siswa. Setelah selesai mengajar di rumah siswa yang satu, selanjutnya jalan kaki sekitar satu kilometer ke rumah siswa lainnya," ujar dia.

Untuk menghemat biaya, dia memilih tinggal di rumah petugas pemegang kunci sekolah.

Jarak rumah tersebut dengan sekolah tak terlalu jauh, yakni dua kilometer.

"Saya tinggal di rumah pemegang kunci sekolah bersama dengan siswa dan orang tuanya. Tinggal di sana tidak bayar," jelas Suardi.

Baca juga: Kisah Guru Berkeliling 6 Kampung, Bantu Murid Belajar di Rumah

Merasa bertanggung jawab

IlustrasiKOMPAS Ilustrasi
Sebagai guru, Suardi merasa bertanggung jawab melaksanakan tugas mendidik siswanya.

Dia juga merasa kasihan jika siswanya tidak dapat mengikuti pelajaran karena keterbatasan fasilitas.

Menurutnya, sudah puluhan tahun Indonesia merdeka tapi belum seluruh siswanya merasakan kemerdekaan.

Hal itu, kata Suardi, diperlihatkan dengan masih adanya jalanan rusak, lampu listrik PLN yang baru masuk tahun ini, hingga jaringan internet masih lambat.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bulukumba, Nurwahidah | Editor: Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com