Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Belasan Paus Terdampar di NTT

Kompas.com - 31/07/2020, 21:42 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 11 paus yang tedampar di perairan Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), akibat terjebak di pantai wilayah setempat.

Hal itu disampaikan Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang Ikram Sangadji, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (31/7/2020) malam.

"Belasan paus ini terjebak di pesisir pantai saat laut sedang surut. Sebelumnya mereka (paus) mengejar makanan yang terbawa gelombang ke pantai," ungkap Ikram.

Menurut Ikram, biasanya pergerakan paus mengikuti arus laut karena membawa sumber makanan bagi paus.

Baca juga: 10 dari 11 Paus Pilot yang Terdampar di Pantai NTT Mati

"Biasanya pada saat laut pasang, mereka mengejar makanan sampai ke arah pantai," kata Ikram.

Fenomena ini, lanjut Ikram, biasanya mudah penanganannya jika masyarakat memahami caranya.

Pihaknya punya keterbatasan soal penyampaian cara penanganannya kepada masyarakat, sehingga bisa diketahui secara luas.

Untuk penanganannya, kata Ikram, harus dilihat kondisi lokasi terdamparnya paus.

"Kalau terjebaknya waktu air laut mulai surut, itu yang repot. Biasanya kita pake stranding code. Jika masih hidup, maka diupayakan untuk dilepas kembali," kata dia.

Stranding code yang dimaksud Ikram, yakni mengklasifikasi kondisi mamalia laut (paus) yang terdampar.

Tim dari BKKPN Kupang, kata Ikram, sudah diterjunkan sejak kemarin untuk membantu proses evakuasi bangkai paus yang telah mati.

Baca juga: 12 Paus Terdampar di Kabupaten Sabu Raijua, NTT

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 10 dari 11 paus yang terdampar di Perairan Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), mati.

Kepala Seksi Program dan Evaluasi Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional  (BKKPN) Kupang Imam Fauzi mengatakan, awalnya ada lima paus yang terdampar.

Seekor berhasil dikembalikan ke laut, sedangkan empat lainnya sudah dalam keadaan mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com