Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Diimbau Bungkus Daging Kurban dengan Daun Jati

Kompas.com - 30/07/2020, 20:31 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengimbau warga untuk mengganti kantong plastik pembungkus daging hewan kurban dedaunan. Hal itu untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat terlalu banyak pemakaian plastik.

Sebagai wakil ketua komisi yang membidangi masalah lingkungan, Dedi menyarankan agar masyarakat menggunakan daun jati untuk membungkus daging kurban.

Selain ramah lingkungan, daging yang dibungkus daun jati itu juga tidak akan terkontaminasi kimia dari kantong plastik.

"Berkurban tapi tidak mengorbankan alam dengan menebarkan plastik sebanyak-banyaknya," kata Dedi kepada Kompas.com via telepon, Kamis (30/7/2020).

Tradisi go green

Menurut Dedi, semestinya masyarakat tidak usah terlalu banyak menggunakan kantong plastik dalam kegiatan kehidupan masyarakat, termasuk kegiatan kurban.

Baca juga: Guna Cegah Kerumunan, Daging Kurban Tahun Ini Akan Diantar ke Rumah

Namun, kata dia, yang menjadi problem dalam pikiran masyarakat itu adalah bahwa mereka menganggap produk orang tua itu itu jadul alias ketinggalan jaman.

Ketika anggapan itu muncul, lalu ada tawaran industrialisasi tentang kemudahan dalam mengelola lingkungan, terutama kebutuhan-kebutuhan belanja.

"Maka produk waktu itu kita sesuaikan dengan tradisi global. Salah satunya penggunaan kantong plastik," kata Dedi.

Namun kini kenyataannya malah terbalik. Negara-negara maju malah bergeser ke budaya Indonesia zaman dulu dalam hal penggunaan wadah untuk makanan atau belanja.

Ia mencontohkan, negara-negara maju mengampanyekan membawa kanting sendiri untuk berbelanja. Padahal tradisi itu sudah ada sejak lama di Indonesia. Orang tua kita dulu, kata Dedi, ketiga pergi ke pasar membawa kantong.

"Sekarang setelah tradisi itu hilang dan diganti serba plastik, tiba-tiba (negara) Barat melarang kita untuk lakukan itu karena mencemarkan lingkungan. Kita diminta bersikap go green, padahal itu cara orang tua kita dulu," kataya.

Menurutnya, tadisi ramah lingkungan itu sudah lama ditinggalkan masyarakat Indonesia. Setelah itu Indonesia berusaha untuk kembali lagi ke tradisi go green tersebut.

"Leluhur kita itu sebenarnya punya kecerdasan tinggi dalam bidang lingkungan," kata Dedi.

Bagi-bagi daging sapi

Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi mengatakan ia membagikan daging sapi kepada warga untuk menyambut Hari Raya Idul Adha yang jatuh pada Jumat(31/7/2020).

Dedi membagikan daging itu dari rumah ke rumah, Kamis (30/7/2020). Setiap rumah mendapat satu boboko kecil. Menurut Dedi, ia menyiapkan satu kuintal daging sapi yang diberikan ke warga untuk menyambut Idul Adha besok.

Ia mengatakan, alasan membagi-bagikan daging sapi itu agar warga tidak harus menunggu daging kurban untuk menyantap hidangan saat Idul Adha.

"Kan rata-rata orang yang mampu itu masak (daging sapi). Orang yang tidak mampu, nungguin daging kurban. Nah, saya balik saja. Mereka yang tidak mampu bisa langsung masak daging sapi, tidak harus menunggu daging kurban," kata Dedi.

Baca juga: Ridwan Kamil Ingatkan Pembagian Daging Kurban Harus Door to Door

Menurut Dedi, kegiatan itu sudah rutin dilakukan setiap menjelang Idul Adha. Dedi juga ikut berkurban sapi pada hari H.

"Jadi selain berkurban juga, saya biasa bagi-bagi daging sapi untuk mereka yang tidak mampu agar bisa makan enak usai shalat Idul Adha," tandas mantan bupati Purwakarta dua periode itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com