Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Siswa di Dusun Terpencil Sumbawa, Susah Sinyal Terpaksa Pakai HT Selama Belajar di Rumah

Kompas.com - 29/07/2020, 22:51 WIB
Karnia Septia,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Susah sinyal dan mahalnya kuota internet, membuat para siswa yang ada di Dusun Punik, Desa Batudulang, Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), memilih menggunakan HT (handie talkie) untuk belajar mandiri di rumah.

Dosen FKIP Universitas Samawa (Unsa) Rusdianto AR mengatakan, sebelum menggunakan HT, guru-guru di SDN Punik dan SMP satu atap di Dusun Punik memberikan pembelajaran dengan sistem kunjung, yaitu dengan mengunjungi para siswa di rumah.

Pembelajaran dengan menggunakan sistem daring seperti di kota-kota besar, sulit dilakukan karena Dusun Punik merupakan salah satu daerah terpencil di Kabupaten Sumbawa.

Cukup sulit menemukan sinyal internet di dusun yang berada di ketinggian 843 Mdpl ini, apalagi letak Dusun Punik dikelilingi perbukitan.

Baca juga: Cegah Penumpukan Warga, Pemkot Mataram Matikan WiFi Gratis di Ruang Publik

"Selama pandemi ini kayaknya kurang efektif dengan pola-pola luring, tatap muka, apalagi daring. Kalau daring kan enggak bisa sinyal seperti teman-teman yang lain. Apalagi di sana orang belum panen dan lain sebagainya, terus sinyal juga menjadi masalah juga," kata Rusdianto, saat dikonfirmasi melalui telepon, Rabu (29/7/2020).

Rusdianto, relawan pendidikan yang tergabung dalam komunitas Radio Amatir Republik Indonesia (RAPI) Sumbawa ini kemudian mengenalkan pembelajaran lewat media radio, yaitu menggunakan HT.

"HT kan sudah banyak sudah lumrah, tetapi terlupakan. Tetapi dengan adanya Covid-19, kembali seperti dulu gunakan HT yang bisa kita interaksi satu sama lain dan bisa komunikasi," kata Rusdianto.

Lebih murah dari kuota internet

Rusdianto mengatakan, pembelajaran dengan media HT untuk daerah terpencil terbukti sangat efektif.

Jarak jangkauan HT sendiri bisa mencapai 5 kilometer.

Saat ini, pembelajaran dengan media radio di SDN Punik sudah berjalan selama satu bulan.

Dusun Punik menjadi percontohan pola media belajar dengan menggunakan radio di dataran tinggi Sumbawa.

Ada sekitar 60 siswa di SDN Punik dan 30 siswa SMP satu atap di Dusun Punik yang mulai menggunakan HT.

Guru-guru kini bisa memberikan tugas melalui HT dan para siswa pun bisa tetap belajar tanpa pusing dengan kuota internet.

Menggunakan HT pun cukup mudah, tinggal dicas dan menentukan frekuensi, para siswa bisa tetap belajar di rumah meski di tengah pandemi.

"Lebih murah ketimbang menggunakan kuota, sehingga tidak mempersulit ibu-ibu," kata Rusdianto.

Baca juga: Pasca Pemakzulan, 11 Parpol Berkumpul Anggap Bupati Jember Musuh Bersama

Rusdianto menambahkan, menurut data Dinas Pendidikan Sumbawa, ada sekitar 84 sekolah yang kondisinya hampir sama seperti sekolah di Dusun Punik yang sinyalnya tidak menentu dan jaringan komunikasi tidak stabil.

Sehingga, sekolah sulit menerapkan belajar daring.

Rusdianto berharap, pola media belajar yang dilakukan para siswa dan guru di Dusun Punik, bisa menjadi solusi belajar di tengah pandemi.

"Kalau kita ikuti pola Jakarta yang di drop ke sini. Pembelajaran-pembelajaran yang kayak di Jakarta daring atau apa, ya kasihan juga. Enggak bisalah mengikuti pola Jakarta yang luar biasa modern. Kami yang di pedesaan seperti ini, orang desa kayak yang di sini kan nggak punya yang seperti itu. Ya pakai radio cukup yang penting enjoy. Belajar itu menyenangkan," kata Rusdianto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com