Tak jarang, mereka hanya mendapatkan sinyal untuk mengirim pesan singkat sambil menunggu balasan dari penanggung jawab gudang obat puskesmas.
Anjelus menuturkan, dirinya sebagai apoteker di puskesmas itu selalu telat mendapat informasi dari gudang obat karena tak ada sinyal.
Baca juga: Pesepeda yang Meninggal di Madiun Dimakamkan dengan Protokol Covid-19
"Saat ada undangan pertemuan di gudang obat yang undangan via WhatsApp, saya selalu terlambat. Itu tadi, mau dapat informasi kan harus terkoneksi dengan internet. Kami di sini tidak ada jaringan internet," tutur Anjelinus.
Anjelus dan kawan-kawan berharap, pemerintah daerah bisa bisa memperluas sinyal telepon atau jaringan di wilayah itu.
Karena, sekarang, semua informasi dari dinas disampaikan melalui surat elektronik (surel) dan WhatsApp.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.