Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Unik Fenomena Embun Es di Kawasan Dieng, 7 Kali Terjadi di Tahun Ini

Kompas.com - 27/07/2020, 18:41 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Selama tiga hari berturut-turut, dataran tinggi Dieng diselimuti embun es.

Embun es atau warga setempat sering menyebutnya embun upas, muncul sejak Jumat (24/7/2020) hingga Minggu (26/7/2020) pagi.

Fenomena alam tersebut disebabkan suhu di kawasan tersebut saat itu mencapai 0 derajat celsius.

"Jumat suhu udara 0 derajat celsius, ada embun es, tapi tipis. Kemudian Sabtu embun es lebih tebal, tapi tidak ada data yang akurat berapa suhunya," kata salah satu karyawan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara, Aryadi Darwanto, Senin (27/7/2020).

Baca juga: Dataran Tinggi Dieng Diselimuti Embun Es, Suhu Udara di Bawah Nol Derajat Celsius

 

Embun es di Candi Arjuna dan Telaga Balekambang

Embun es di kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2020) pagi.KOMPAS.COM/DOK DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN BANJARNEGARA Embun es di kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2020) pagi.

Aryadi menambahkan, embun es muncul paling banyak di kawasan kompleks Candi Arjuna.

Aryadi bahkan menyempatkan untuk naik ke kawasan tersebut. Hingga Senin pagi, menurut Aryadi, Telaga Balekambang yang dipenuhi enceng gondok sempat tertutup embun es.

"Kemarin embun es muncul di sekitar Candi Arjuna dan Telaga Balekambang, belum sampai ke perkebunan warga. Tanaman eceng gondok yang di telaga tertutup embun es," kata Aryadi.

Baca juga: Selama 2020 Sudah Terjadi 7 Kali Fenomena Embun Es di Dieng

 

Tujuh kali turun embun es

Embun es di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2020) pagi.KOMPAS.COM/DOK DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN BANJARNEGARA Embun es di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2020) pagi.

Sejak Januari 2020, fenomena embun es di Kawasan Dieng sudah terjadi sebanyak 7 kali.

"Pertama di Januari, karena adanya anomali cuaca, karena pengaruh Badai Diana di Laut Selatan Jawa kalau tidak salah," ungkap Aryadi.

Berikutnya, embun es kembali muncul di dataran tinggi Dieng pada Juni.

"Di bulan Juni ada. Kemudian ada lagi, tapi tidak tercatat, tidak terdokumentasikan, saya dapat laporan dari warga. Ramai lagi setelah ada yang nge-upload di medsos, saya lupa di Juni atau Juli, itu yang keempat," jelas Aryadi.

Puncak suhu dingin

Telaga Warna dilihat dari Batu Ratapan Angin di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (2/11/2014). KOMPAS.com/FIKRI HIDAYAT Telaga Warna dilihat dari Batu Ratapan Angin di Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (2/11/2014).

Aryadi menjelaskan, fenomena tersebut diperkirakan akan terjadi hingga puncak dingin, yaitu di bulan Agustus-September.

Tahun lalu, suhu di sekitar bulan itu mencapai minus 9 derajat celsius.

"Puncak paling dingin kemungkinan bulan Agustus-September," katanya.

Penjelasan BMKG

Sementara itu, dari penjelasan Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena embun salju di Dieng disebabkan salah satunya karena perbedaan suhu ekstrem.

Di saat musim kemarau mencapai puncaknya, hampir setiap tahun wilayah di Indonesia bagian selatan akan merasakan suhu lebih dingin di malam hari terutama saat langit cerah.

“Hal itu disebabkan oleh monsun Australia (angin timuran) yang kering dan bertiup lebih kuat melewati lautan yang juga dingin,” tutur Dr Indra Gustari, ST., M.Si., selaku Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2020).

(Penulis: Sri Anindiati Nursastri, Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com