Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Jabar Bangkitkan Ekonomi Pasca-pandemi Covid-19

Kompas.com - 27/07/2020, 18:36 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Provinsi Jawa Barat mulai meraba langkah untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi pasca diserang pandemi Covid-19. Berbagai cara mulai dirancang agar geliat ekonomi kembali tumbuh.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, upaya proaktif harus dilakukan agar pertumbuhan ekonomi di Jabar kembali stabil.

Ridwan pun Senin (27/7/2020) melakukan penandatangan perjanjian kerja sama dukungan penyediaan pembiayaan dan penempatan dana kepada BPD dalam rangka pemulihan ekonomi nasional di Kantor Kementerian Keuangan.

Dalam kesempatan itu, Pemprov Jabar mendapat bantuan Rp 10 triliun dari pemerintah pusat untuk pemulihan ekonomi. Dari total Rp10 triliun tersebut, Rp 4 trilun di antaranya merupakan pinjaman daerah tanpa bunga untuk pemulihan ekonomi.

"Jabar menerima dukungan luar biasa dari pemerintah pusat, ada Rp10 triliun yang akan disiapkan untuk Jawa Barat," ujar Emil, sapaan akrabnya dalam webminar bertajuk Siasat Rwcovery BUMD Jabar di era AKB, Senin (27/7/2020).

Baca juga: 921.000 Paket Bantuan Tahap II Dibagikan kepada Warga Jabar

Selain itu, Emil juga meminta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi.

Ia menegaskan, setiap peluang harus segera ditangkap. Ia menganalogikan, setiap Rp 1 triliun investasi yang masuk bisa menyerap sedikitnya 8.000 tenaga kerja.

"Jadi segera dekati dubes-dubes, jangan gubernur saja yang deketi dubes. Direktur utama, komisaris lakukan safari, makan malam, lobi-lobi. Rezeki itu harus dijemput nggak bisa ditunggu. Jadi para direksi BUMD jangan melakukan ekonomi jaga warung, hanya menunggu pembeli datang. Tapi lakukan ekonomi ketuk pintu supaya kita bisa investasi datang ke Indonesia," tutur Emil.

Selain itu, ia juga meminta BUMD memperbanyak pengembangan bisnis berbasis teknologi.

"Oleh karena itu, saya sebagai gubernur akan mengukur tiga hal, yaitu pertumbuhan usaha, kontribusi terhadap pendapatan daerah, kemudian harus terlihat kontirbusi terhadap pembanguna daerah," ujarnya.

Dari puluhan BUMD di Jabar, kata Emil, hanya segelintir perusahaan yang mendapatkan deviden tiap taunnya. Adapun sisanya cenderung merugi.

"Nah, ini harus menjadi catatan, yang baru membukukan laba kan selain bJb dan BPR hanya Jaswita, Migas Hulu dan Agro Jabar dalam catatan saya. sementara yang lainnya masih merugi. Saya tidak mau BUMD ini hanya jadi formalitas eksistensi, kalau ternyata memang tidak bisa memberikan ekonomi yang terpaksa bisa ditutup," jelasnya.

BUMD siap "ngabret"

Sementara itu, Ketua Forum BUMD Jabar, Deni Nurdyana Hadimin mengatakan, saat ini BUMD di Jabar terus berupaya menggarap berbagai sektor bisnis yang berpotensi berkembang baik selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Perusahaan Taiwan Bangun Pabrik di Subang, Bisa Serap 4.000 Pegawai

 

Deni mengatakan bisnis-bisnis yang menguntungkan tersebut di antaranya bisnis kesehatan, e-commerce, teknologi informasi, dan pangan.

"Kita sedang bersiap ngabret. Seperti diketahui, sektor pariwisata dan penerbangan sendiri sekarang tengah terpukul dengan adanya pandemi. Kita akan berusaha tetap survive, dan mengembangkan bisnis-bisnis yang jadi winner di tengah pandemi ini," kata Deni yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Jasa dan Kepariwisataan Jabar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com