Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kampung Tusuk Sate, Ikon Daerah yang Minim Pehatian

Kompas.com - 27/07/2020, 09:15 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Ikon daerah yang tidak pernah tersentuh program pemerintah

Sementara itu, perajin lain, Oleh (59) menuturkan, tidak tahu persis sejak kapan warga mulai menekuni kerajinan tusuk sate ini.

Oleh sendiri mengaku sudah menjadi pengepul tusuk sate sejak 20 tahun silam.

“Awalnya saya juga suka buat, lalu coba mengumpulkan dan membeli dari para perajin, dan berjalan sampai saat ini,” ucapnya.

Kendati telah menjadi ikon sebagai kampung penghasil tusuk sate yang produknya dipasarkan ke luar daerah. Namun, kegiatan usaha mikro tersebut belum pernah tersentuh program bantuan pemerintah.

“Sepengetahuan saya belum pernah ada sama sekali. Tapi, tidak tahu kalau yang lain. Para perajin juga belum pernah ada yang memerhatikan,” kata Oleh.

Padahal, sebagai pelaku usaha kecil dan mikro, Oleh sangat membutuhkan bantuan permodalan untuk mengembangkan usahanya.

“Yah, kalau yang dibutuhkan perajin mah tentunya suntikan modal. Mudah-mudahan saja ada yang peduli ke depannya," ujar dia.

Terpuruk

Apalagi saat ini kerajinan tusuk sate sedang terpuruk akibat pandemi Covid-19. Bagaimana tidak, sejak tiga bulan terakhir pesanan tusuk sate terus merosot.

Oleh bahkan mengaku sampai saat ini nyaris tidak ada pesanan. Padahal, jelang Idul Adha setiap tahunnya ia bisa memasok 50-100 bal. Satu bal berisi 25.000 tusuk sate.

“Sekarang barang masih menumpuk di rumah. Upah para perajin juga banyak yang belum saya bayar,” ucap Oleh lirih.

Oleh dan para perajin tusuk sate di kampung ini pun kini hanya bisa berharap wabah virus corona segera berakhir, sehingga pesanan pasar akan tusuk sate bisa kembali normal seperti sedia kala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com