Kini, ia hanya mendapatkan upah sebesar Rp 5.000.
“Karena permintaan sepi, jadi imbasnya ke yang buat seperti saya. Pembayaran juga turun,” ucap Kurniasih.
Upah Rp 5.000 itu didapat untuk setiap 1.000 tusuk sate yang dibuatnya. Meski kecil, tapi Kurniasih tetap bersyukur.
Baca juga: Warga Suruh Perempuan Bersihkan Sampah di Depan Rukonya, Ternyata yang Disuruh Camat
“Saya sudah 10 tahun membuat tusuk sate ini, dan baru tahun ini kondisinya tidak bagus, karena corona ini,” ucapnya.
Kurniasih dan seluruh perajin tusuk sate pun berharap pandemi Covid-19 segera berakhir. Sehingga, usaha mereka kembali seperti semula.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.