Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berusia Seabad, Gedung Sate Simpan Jalur Rahasia hingga Makna 6 Tusuk Sate

Kompas.com - 26/07/2020, 18:14 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Fondasi gedung menggunakan batuan andesit seperti yang biasa digunakan candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca juga: Wajah Baru Gedung Sate Bandung Menjelang Usia Seabad

 

Ornamen pilar dan relung-relung bergaya eropa terdapat di seluruh bagian gedung.

Pada bagian atap digunakan sirap khas nusantara yang dipadukan dengan konstruksi berangka baja yang menjadikannya sebagai bangunan besar pertama di Hindia Belanda yang menggunakan teknologi ini.

Pencahayaan lantai dasar disiasati agar alami dengan menggunakan kaca prisma yang dipasang pada langit-langit ruangan agar bias sinar matahari dapat masuk dalam bentuk berkas cahaya yang indah.

Pembangunan itu menelan biaya hingga 6 juta gulden. Nilai itu pun diabadikan pada ikon tusuk sate dengan enam ornamen sate di bagian puncak gedung.

"Dari konstruksi mereka pakai batu andesit seperti di candi. Karena gedung itu jadi bagian departemen sipil, dengan begitu bangunan ini harus menunjukan role modelnya, harus kokoh megah, karena dia contohnya simbolinya," tutur Ridwan.

Teka-teki jalur rahasia di Gedung Sate

Di balik kemegahan Gedung Sate tersimpan beragam mitos yang masih dipercaya masyarakat hingga sekarang.

Salah satunya soal jalur rahasia bawah tanah yang tersambung hingga Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika.

Ridwan membenarkan bahwa ada jalur bawah tanah di Gedung Sate. Namun, jalur itu hanya sebagai akses dari Gedung Sate ke museum Pos.

Ia mengaku tak menemukan adanya jalur yang tersambung ke Gedung Merdeka seperti yang sering dibicarakan banyak orang.

"Lorong bawah tanah ada dua jalur, itu pendek. Itu berulang diomongin masyarakat," ungkapnya.

Baca juga: Setelah Direnovasi, Gedung Sate Akan Jadi Destinasi Wisata Sejarah

Posisi jalur bawah tanah itu, kata Ridwan, ada di lantai paling bawah bagian timur Gedung Sate yang kini sudah digunakan sebagai Museum Gedung Sate. Saat ini, pintu itu telah ditutup.

"Ada dua jalur, satu dari dalam ruang museum gedung sate ke mulut pintu museum pos. Sudah ditutup. Satu lagi, kemungkinan dari salah satu ruangan di sekitar selatan gedung keduanya mengarah ke museum pos. Alasan ditutup, jawatannya berbeda. Jadi itu dibangun hanya untuk mempermudah akses," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com