Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SMK Tewas Gantung Diri, Diduga Stres karena Orangtuanya Sering Bertengkar

Kompas.com - 26/07/2020, 17:46 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Warga di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, digegerkan dengan tewasnya seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berinisial ARW (16).

Pasalnya, korban ditemukan tewas dengan cara gantung diri di rumahnya pada Sabtu (25/7/2020) sekitar pukul 11.30 WIB.

Dari informasi yang dihimpun polisi, tewasnya korban diduga karena stres sering melihat kedua orangtuanya bertengkar.

Sebab, sebelum korban ditemukan tewas gantung diri tersebut sempat pergi ke rumah temannya berinisial SRD dan curhat terhadap masalah yang dihadapinya.

"Sebelum gantung diri, sekitar pukul 09.00 WIB, korban datang bermain ke rumah temannya, SRD. Saat itu korban curhat kalau ibu dan ayahnya sering bertengkar," ujar kata Pejabat sementara (Ps) Paur Humas Polres Inhu Aipda Misran kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApps, Minggu (26/7/2020).

Baca juga: Siswi SMK Gantung Diri dengan Sabuk Karate, Sebelum Tewas Curhat Orangtua Sering Bertengkar

Setelah itu korban pulang. Saat bertemu ibunya, korban juga sempat mengutarakan keinginannya untuk mengakhiri hidup.

Meski sempat terkejut dengan perkataan ARW, namun sang ibu awalnya hanya mengira perkataan anaknya itu tidak serius.

Kemudian sang ibu meninggalkannya di rumah sendiri untuk pergi belanja di warung di dekat rumahnya.

Namun setibanya pulang dari warung, sang ibu terkejut karena mendapati anaknya sudah tewas gantung diri dengan kondisi mengenaskan.

"Ibu korban setelah itu pergi membeli beras ke warung. Namun, sepulang dari warung korban ditemukan sudah tergantung dengan sabuk karate warna biru," kata Misran.

Baca juga: Sebelum Gantung Diri, Korban Curhat ke Teman kalau Ibu dan Ayahnya Sering Bertengkar

Mengetahui hal itu, sontak ibunya berteriak histeris dan meminta tolong warga sekitar.

 

Mendapat laporan itu, dikatakan Misran, polisi langsung melakukan olah TKP dan mengevakuasi korban ke puskesmas terdekat untuk dilakukan visum.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan, tidak ditemukan adanya tanda kekerasan pada tubuh korban.

"Berdasarkan hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Lidah tertarik ke atas, mengeluarkan urin, dan bekas garis di bagian leher sesuai dengan ciri-ciri orang gantung diri," ujar Misran.

Mendapat keterangan itu, orangtua korban juga menolak anaknya untuk dilakukan autopsi dan memilih untuk langsung dimakamkan.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Penulis : Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor : David Oliver Purba

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com