Mereka juga kerap mengedukasi masyarakat agar tetap tenang melihat dan menangani ular.
"Kami memang banyak keterbatasan fasilitas. Tapi semangat kami mengedukasi masyarakat agar tidak membunuh ular, tidak memiliki batas," kata Boslan.
Membantu masyarakat dengan gratis
Boslan menegaskan, tim pemburu Ralu Jambee tidak menerima uang dari masyarakat. Mereka membantu secara sukarela dan tetap siaga dalam 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu.
Beberapa masyarakat juga pernah memaksa memberikan uang kepada tim pemburu. Akhirnya, uang itu digunakan membeli kandang, biaya perawatan, dan biaya pelepasan ular ke alam liar.
Seluruh rincian pemakaian uang pun dilaporkan secara rutin kepada donatur.
"Kami bekerja memang untuk penyelamatan manusia dan ular. Tidak harap imbalan. Kalau diberi makanan, gula dan kopi kami terima, untuk begadang di lokasi dan tidak dibawa pulang," kata Boslan.
Baca juga: Tengah Malam, Petugas Damkar Amankan 3 Ular Kobra dari Rumah Warga
Boslan mengatakan, konflik antara manusia dan ular akan terus berlanjut. Komunitas Ralu Jambee, kata dia, berusaha menyelamatkan keduanya, manusia dan ular.
Sekitar enam bulan beroperasi, Ralu Jambee sudah menangani 50 laporan temuan ular dari masayrakat.
Mereka juga menerima 30 ekor ular yang ditangkap secara mandiri oleh masyarakat.
Sejauh ini, kata Boslan, 100 ekor ular berbagai jenis telah dilepaskan ke alam liar.
"Ada juga beberapa ular di Jambi yang kami rawat sebagai media edukasi untuk masyarakat," tutup Boslan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.