Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BKKBN soal Kehamilan Meningkat di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 24/07/2020, 18:24 WIB
Dian Ade Permana,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Kepala BKKBN Republik Indonesia Hasto Wardoyo mengatakan, meningkatnya jumlah kehamilan akibat terhambatnya layanan kontrasepsi selama pandemi Covid-19.

Berdasarkan pengamatan BKKBN, kehamilan tidak direncanakan di beberapa daerah di Indonesia terbilang cukup tinggi dan bisa menimbulkan akibat fatal.

"Pada kondisi pandemi seperti ini membuat para pasien ragu untuk memeriksakan kesehatan reproduksi ke fasilitas kesehatan yang ada," jelasnya dalam webinar bertema Mewaspadai Dampak Kependudukan Akibat Pandemi Covid-19 di UKSW Salatiga, Jumat (24/7/2020).

Baca juga: IBI: Tak Mungkin Ibu Hamil 1 Jam, Itu Disebut Kehamilan Samar

Hasto juga menyampaikan pandemi Covid-19 seperti ini terjadi penurunan angka pelayanan KB.

Menyiasati hal tersebut, pihaknya telah memperbarui skema pelayanan KB di era adaptasi kebiasaan baru.

“Banyak hal yang kita lakukan sehingga penyuluh KB dan petugas lapangan keluarga berencana (PLKB) masih bisa aktif bergerak untuk melayani masyarakat. Alur pelayanan PKB dan PLKB sudah kita buat dan sosialisasikan. Kami juga berharap sekiranya tindakan-tindakan ini bisa membuat pelayanan kami lebih responsif terhadap situasi dan perubahan yang ada,” ujarnya.

Baca juga: Cegah Kehamilan Tak Direncanakan Saat Pandemi, BKKBN Bagikan Kontrasepsi Gratis

Ketua Koalisi Kependudukan Kota Salatiga Daru Purnomo menuturkan, pandemi Covid-19 turut membawa dampak pada masalah kependudukan seperti kesehatan wanita dan anak hingga meningkatnya angka kehamilan tidak direncanakan.

"Perlu adanya jaminan atas solusi dari keresahan tersebut, kondisi pandemi ini sangat menghambat berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menekan laju kependudukan sehingga perlu pemikiran bersama," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Koalisi Kependudukan Indonesia Sonny Harry B Harmadi menuturkan, sejak 2012 Indonesia mengalami masa bonus demografi di mana kondisi terbaiknya ada pada tahun 2020-2024.

Namun, lanjutnya, saat ini justru tengah dihadapkan dengan pandemi Covid-19.

Menurut dia, kondisi demikian berakibat pada meningkatnya kuantitas angka kelahiran namun dari segi kualitas justru menurun.

“Pemeriksaan kehamilan di masa pandemi seperti ini cenderung menurun karena orang menghindari fasilitas kesehatan dan enggan untuk memeriksakan kehamilannya. Hal tersebut juga didukung oleh beberapa kasus tentang ibu hamil yang tertular Covid-19 saat memeriksakan kehamilannya di fasilitas kesehatan ini akan memengaruhi kualitas dari bayi yang lahir hingga risiko kematian ibu,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com