Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rip Current, Penyebab Banyaknya Wisatawan Terseret Arus Pantai Selatan Gunungkidul

Kompas.com - 24/07/2020, 16:31 WIB
Markus Yuwono,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Setiap tahun peristiwa orang terseret arus selalu terjadi di sepanjang Pantai Seruni hingga Pantai Watugupit, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Berdasarkan informasi dari SAR Satlinmas Gunungkidul pada 2019 ada 81 insiden orang terseret arus dengan 10 korban tewas.

Pada 2020, hingga Mei, tercatat sudah terjadi 29 insiden tersebut dengan satu korban tewas.

Baca juga: Wisatawan Membludak, Pantai Gunungkidul yang Tadinya Ditutup Akhirnya Dibuka

Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah II Gunungkidul Surisdiyanto mengatakan, kecelakaan laut sebagian besar karena terseret rip current atau arus retas.

"Jadi sebagian besar korban terseret itu tidak mematuhi imbauan kita, dan terseret rip current," ucap Suris saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (24/7/2020).

Untuk mengetahui lebih jauh soal adanya arus retas di pantai selatan Gunungkidul, sejumlah peneliti dari Universitas Gadjah Mada membuang cairan ramah lingkungan ke perairan.

Cairan itu diharap bisa membantu pemetaan arus retas.

Baca juga: Suka Cita Pedagang di Kawasan Pantai Gunungkidul Setelah 3 Bulan Tak Berjualan

Pada hari ini, pemetaan berlangsung di Pantai Pulang Sawal atau Indrayanti.

Dari hasil pelacakan cairan diketahui zona bahaya yang bisa direkomendasikan agar wisatawan tidak berkegiatan di sana. 

 

Hendi Faturohman, Dosen Program Studi Sarjana Terapan Sistem Informasi Geografis Departemen Teknologi Kebumian - Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada, mengatakan arus retas atau rip current membawa massa atau memiliki potensi menarik wisatawan ke arah laut.

Bahkan, menurut Hendi, kecepatan rip current mampu menyeret seorang perenang profesional.

Baca juga: Mayat Tanpa Kepala di Pantai Gunungkidul, Diduga Bocah 12 Tahun, Ini Ciri-cirinya

Dalam beberapa kasus, orang yang akan menolong pun malah terseret arus balik itu.

Untuk itu, lebih baik menghindari lokasi rip current.

Selain meneliti rip current, Hendi juga akan melakukan foto udara di Pantai Baron, Drini dan Wediombo untuk memetakan jalur evakuasi tsunami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com