Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Purwanti Histeris dan Peluk Kerbau Miliknya yang Mati

Kompas.com - 24/07/2020, 13:22 WIB
Rasyid Ridho,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CILEGON, KOMPAS.com - Kisah Purwanti yang menangis histeris melihat sembilan kerbaunya mati usai dicuri kawanan pencuri, menjadi viral di media sosial.

Warga Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Banten, itu pun memeluk satu per satu kerbaunya yang mati.

Kesedihan yang dialami Purwanti bukan tanpa sebab. Kerbau yang sudah diperlihara sejak kecil tiba-tiba ditemukan mati.

Baca juga: Pemilik Kerbau Menangis Histeris, Ditemukan Bekas Ban Mobil di Lokasi

Padahal, kerbau-kerbau tersebut siap dijual menjelang Idul Adha.

Pada hari raya Idul Adha, harga kerbau milik Purwanti, per ekornya mencapai Rp 25 sampai Rp 30 juta.

"Bagaimana tidak sedih, Ibu sama  Bapak itu sudah memelihara dari kecil," kata anak Purwanti, Hani Purnomo, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (24/7/2020).

Baca juga: Gadis Berusia 15 Tahun Diperkosa 8 Pria, Korban Sempat Muntah Darah

Bahkan, salah satu kerbau yang dicuri sudah dibayar uang pangkalnya oleh pembeli.

Rencananya, kerbau akan dilunasi pada H-4 Idul Adha.

Menurut Hani, orangtuanya yakni Kasino dan Purwanti sudah memelihara kerbau sejak 8 tahun lalu.

Awalnya hanya satu ekor dan kini sudah ada 12 ekor.

"Yang dicuri sembilan, empat diambil dagingnya, lima belum sempat diambil (dagingnya). Dua lagi enggak diambil sama malingnya, masih anakan sih," kata Hani.

Baca juga: Cerita Menegangkan, Menjadi Saksi Mata Operasi SAR di Tengah Laut


Setiap hari, pasangan suami istri ini selalu menjaga hewan ternaknya.

Setiap pagi hingga sore hari, kerbaunya dilepasliarkan untuk mencari makan di kawasan industri KS.

Sesaat sebelum kejadian, Kasino sempat mengecek kerbau di kandangnya.

Namun, saat akan dilepasliarkan, kerbau sudah tidak ada di dalam kandang.

Saat dicari, ditemukan sembilan ekor kerbau sudah dalam kondisi mati.

"Lokasi eksekusinya itu sekitar 200 meter dari kandang," ujar Hani.

Hani berharap para pelaku dapat segera ditangkap.

"Pengin pelaku ditangkap, kan kasian sama orangtua, masih syok. Saya juga ikut menenangkan," kata Hani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com