Kompas.com - 23/07/2020, 16:22 WIB


KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengaku bangga mengenakan baju adat Suku Kenyah asal Kalimantan Timur (Kaltim) saat berkantor sebagai simbol sederhana untuk merawat keindonesiaan.

“Saya beli dan pesan langsung dari Kaltim. Bajunya bagus dari kayu. Manik-maniknya juga bagus,” kata dia dalam keterangan tertulis.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menjadi narasumber pada sebuah diskusi secara virtual di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Kamis (23/07/2020).

Menurut dia, cara itu juga bisa mendorong perekonomian, terutama produsen baju adat di tiap daerah.

“Industri kecil ini di sana akan hidup, paling tidak dibeli Gubernur Jateng. Jadi keindonesiaan dirawat, bisnisnya jalan,” imbuh Ganjar.

Baca juga: Tarian Pebekatawai, Simbol Persaudaraan Suku Dayak Kenyah

Sebagai informasi, Suku Kenyah sendiri merupakan etnis di Kaltim yang akrab disebut Dayak Kayan atau Dayak Kenyah.

Adapun, pakaian adat Suku Kenyah yang dipakai Gubernur Ganjar terdiri atas Bluko atau topi pelindung.

Topi ini biasanya terbuat dari rotan yang kuat dan tahan benturan, kemudian dihiasi dengan taring macan dan harimau yang dilengkapi dengan manik-manik dan hiasan bulu enggang serta bulu pegun.

Tak hanya itu, Ganjar juga mengenakan pakaian Suku Kenyah lainnya, yakni Besunung atau baju perang.

Baca juga: Menjejak Kuburan Batu Misterius Dayak Kenyah

Oleh Suku Kenyah, besunung biasanya dibuat dari kulit binatang, seperti beruang, kancil, harimau, macan, maupun kambing yang cenderung sulit ditembus mandau saat tengah berperang.

Besunung selain sebagai pakaian perang juga kerap digunakan dalam rapat maupun saat upacara adat.

Selain besunung, Ganjar juga mengenakan Avet atau cawat dan Tabit, yakni kain untuk melindungi tubuh bagian bawah, sekaligus sebagai alas duduk.

Di daerah asalnya, pakaian ini langsung dikenakan di tubuh. Namun, Ganjar memilih memakai manset dan celana panjang hitam untuk alasan kenyamanan.

Baca juga: Kembalinya Warga Dayak Kenyah ke Tanah Leluhur

Demi melengkapi penampilannya, Ganjar membawa Baing atau Mandau, yakni senjata tradisional Suku Kenyah yang biasa dibawa untuk melindungi diri. Mandau asli tersebut dibeli Ganjar seperangkat dengan busananya.

Tak ketinggalan, ia juga mengenakan tanda pengenal dan pin Tetep Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi yang artinya Tetap Tidak Korupsi, Tidak Berbohong, sebagai identitas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.

Sementara itu, Ganjar juga mengatakan, penggunaan baju adat Nusantara telah menjadi kewajiban bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan karyawan di lingkungan Pemprov Jateng.

Terkait hal itu, ia mengungkapka bahwa, setiap Kamis minggu keempat, seluruh ASN dan karyawan Pemprov Jateng wajib berbusana adat Nusantara.

Baca juga: Membangkitkan Kembali Kejayaan Jalur Rempah Nusantara

"Kemudian di minggu lainnya, ASN wajib mengenakan baju adat Jawa," ujar Gubernur Jateng.

Ia melanjutkan, kewajiban tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Jateng nomor 065/0016031/2019 dan diteken langsung oleh Ganjar.

Meski demikian, Ganjar Pranowo mengaku, bukan kali ini saja dirinya mengenakan baju adat Nusantara.

"Sebelumnya, Ganjar pernah mengenakan busana adat Bali, Lombok, Nusa Tenggara Timur, Bugis, Madura, dan baju adat lainnya saat bekerja," imbuhnya.

Baca juga: Sumpah Pemuda, Karyawan dan Komunitas Terminal Tirtanadi Solo Pakai Busana Adat

Tak sampai disitu saja, Ganjar juga mengaku mengoleksi baju adat dari seluruh pelosok Nusantara.

Dengan penggunaan busana adat Nusantara, ia berharap, dapat mengenalkan kepada masyarakat tentang beragamnya kebudayaan bangsa Indonesia, juga menjadikan momentum untuk menyatukan seluruh anak bangsa.

“Ini hal kecil yang mudah-mudahan dapat mempersatukan bangsa. Kami ingin menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Tengah juga bagian dari Indonesia,” kata Ganjar Pranowo.

 

Baca tentang

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

'Hybrid Governance': Keistimewaan dalam Reformasi Birokrasi

"Hybrid Governance": Keistimewaan dalam Reformasi Birokrasi

Regional
Cerita di Balik Keindahan Nepal Van Java dan Peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Cerita di Balik Keindahan Nepal Van Java dan Peran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo

Regional
Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi

Bupati Wonogiri: Pancasila Jadi Filter agar Bangsa Tidak Alami Disorientasi

Regional
Sebelas Serigala Berbulu Domba!

Sebelas Serigala Berbulu Domba!

Regional
Jadi Pembicara BOSF, Kang Emil Ajak Generasi Muda Perkuat Semangat untuk Bawa Perubahan

Jadi Pembicara BOSF, Kang Emil Ajak Generasi Muda Perkuat Semangat untuk Bawa Perubahan

Regional
Manfaat Program Sekoper Cinta Telah Dirasakan Banyak Perempuan di Jabar

Manfaat Program Sekoper Cinta Telah Dirasakan Banyak Perempuan di Jabar

Regional
Genjot Sektor Pertanian hingga Kesehatan, Pemerintah Ingin Masyarakat Rasakan Manfaat Pembangunan di Sumsel

Genjot Sektor Pertanian hingga Kesehatan, Pemerintah Ingin Masyarakat Rasakan Manfaat Pembangunan di Sumsel

Regional
Gubernur Kaltara Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Gubernur Kaltara Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar dari Kemendikbud Ristek

Regional
Jangan Lupakan Mereka yang Mengalami Musibah

Jangan Lupakan Mereka yang Mengalami Musibah

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Semua Milik Rakyat

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 7 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Semua Milik Rakyat

Regional
Dampingi Pangdam Jaya, Walkot Benyamin Resmikan Dua Koramil Baru di Tangsel

Dampingi Pangdam Jaya, Walkot Benyamin Resmikan Dua Koramil Baru di Tangsel

Regional
Cerita 2 Petani Milenial yang Sukses Raup Omzet Fantastis dari Berjualan Sayur hingga Kopi

Cerita 2 Petani Milenial yang Sukses Raup Omzet Fantastis dari Berjualan Sayur hingga Kopi

Regional
Wisuda 4.095 Petani Milenial, Kang Emil Ingin Ada Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berkelanjutan

Wisuda 4.095 Petani Milenial, Kang Emil Ingin Ada Tenaga Kerja di Sektor Pertanian Berkelanjutan

Regional
Rasio Ketergantungan Penduduk di Kota Metro Capai 42,32 Persen, Siap Menuju Metro Emas 2037

Rasio Ketergantungan Penduduk di Kota Metro Capai 42,32 Persen, Siap Menuju Metro Emas 2037

Regional
Herman Deru Minta Semua Pihak Dukung Program Sosial dan Pemberdayaan bagi Lansia

Herman Deru Minta Semua Pihak Dukung Program Sosial dan Pemberdayaan bagi Lansia

Regional
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com