Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihantam Batu hingga Tempurung Kepala Penyok, Begini Kondisi Remaja Korban Gangster Semarang

Kompas.com - 22/07/2020, 06:49 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kondisi terkini Muhammad Khoirul Rizal (14) sudah berangsur membaik usai menjalani operasi tempurung otak akibat dihantam dengan batu berukuran kepalan orang dewasa.

Rizal yang merupakan korban penganiayaan oleh seorang anggota Gangster Sukun Stress Semarang pada Minggu (5/7/2020) kini sudah diperbolehkan pulang.

Rizal sempat mengalami koma selama sembilan hari di rumah sakit karena luka pendarahan di kepala akibat aksi pelaku yang salah sasaran.

Baca juga: Buruh Bangunan Ini Menangis, Anaknya Kritis Dihantam Batu oleh Gangster, Operasi Tak Ada Biaya

Setelah kejadian itu, Rizal harus dioperasi sebanyak dua kali di bagian kepala karena tempurungnya penyok dan harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) Semarang.

Ditemui di rumahnya di RT 02 RW 02 Kelurahan Gedawang, Kecamatan Banyumanik, kedua orangtua Rizal yakni Mujiono (40) dan Nunung (34) sudah bisa bernapas lega.

Dengan berlinang air mata, Mujiono menceritakan kondisi Rizal yang sudah sadar dan bisa kembali ke rumah.

"Alhamdulillah perkembangan sudah mulai membaik. Sudah dicek dokter spesialis hari Minggu kemarin. Habis diambil selangnya sudah bisa makan meskipun baru biskuit. Sempat khawatir kalau makannya pakai hidung terus. Kabar gembiranya Senin sore sudah bisa pulang," jelas Mujiono saat ditemui, Selasa (21/7/2020) malam.

Mujiono mengaku sempat down karena sebelumnya dokter memprediksi bahwa kemungkinan terburuk kondisi Rizal akan lumpuh separuh badannya.

"Waktu operasi dokter memberitahu efek terburuknya kemungkinan kondisi Rizal akan lumpuh separuh. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah normal, seluruh badannya sudah mulai bisa digerakkan. Sudah bisa bicara," ungkapnya.

Baca juga: Marak Gangster Berkeliaran di Surabaya, Ini yang Dilakukan Risma

Tak hanya itu, kekhawatiran Mujiono juga semakin mendera saat mengetahui biaya operasi dan pengobatan anaknya selama 16 hari di rumah sakit itu membengkak hingga mencapai Rp 56 juta.

Sebab, penghasilan Mujiono yang hanya seorang burung bangunan dan Nunung yang bekerja sebagai tukang jamu tak sanggup melunasi biaya perawatan rumah sakit anaknya.

Mengetahui kondisi ekonomi keluarga Rizal yang kurang mampu, sejumlah relawan pun tergugah untuk melakukan penggalangan dana membantu biaya perawatan rumah sakitnya.

Relawan Semarang Peduli Erik Cristian berinisiatif mengumpulkan donasi untuk meringankan beban ekonomi keluarga Rizal.

"Donasi ini untuk membantu meringankan beban keluarga Rizal. Ini dari masyarakat yang peduli dengan kondisi keluarga Rizal. Meski tak banyak semoga bisa bermanfaat," katanya.

Koordinator Semarang Peduli Tonex mengaku sudah membuka donasi untuk mengumpulkan sumbangsih dari masyarakat secara bertahap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com