Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Titik, Diteror Order Fiktif Selama 2 Tahun Setelah Tolak Cinta Temannya

Kompas.com - 22/07/2020, 03:55 WIB
Slamet Priyatin,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Order fiktif terus berdatangan, malah barang yang datang semakin aneh. Buah-buahan dalam jumlah besar datang ke rumah Titik.

Bahkan, dia mengaku pernah mendapat kiriman satu truk pisang dan kelapa dari Wonosobo.

“Saya pernah mencoba ke Batam untuk bekerja, tapi di Batam pun, tetap diteror. Saya mendapat kiriman mesin cuci di alamat tempat saya bekerja. Anehnya, dia kok tahu alamatnya,” katanya sedih.

Semua Kena Teror

Teror yang dialami oleh Titik, juga berimbas ke orang terdekatnya. Orangtua, tetangga, sampai pengacara di lembaga bantuan hukum yang mendampinginya ikut diteror.

Ayah Titik pernah didatangi orang yang diduga polisi karena dituduh menggelapkan mobil.

Baca juga: Kasus Teror ke Kadishub Banda Aceh: Benda yang Dilempar Bukan Bom Molotov, Pelaku Kini Diburu

“Untung setelah mendapat keterangan dari kami, dengan disaksikan tetangga, bapak saya tidak dibawa,” ujarnya.

Lepas dari fitnah menggelapkan mobil, ayah Titik dituding telah menculik anak-anak.

“Bapak dan ibu jadi stres berat,” tambahnya.

Tetangga Titik pun tidak lepas dari teror ini. Gendis yang kerap mendampingi perempuan itu mendapat fitnah lewat media sosial.

Beredar unggahan yang menyebut anak Gendis sudah hamil karena hubungan di luar nikah.

Kepala Desa Jungsemi, Dasuki, ikut jadi sasaran peneror ini. Istri Dasuki ditawarkan ke biro jodoh.

Baca juga: Anggota Komisi III: Kasus Teror Diskusi UGM Memalukan dan Memilukan

Akibatnya, ada lebih dari 100 orang yang menanyakan keseriusan istrinya mencari jodoh.

“Saya sampai jengkel. Akhirnya, saya ganti handphone dan nomornya sekalian. Sekarang bebas,” akunya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com