Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Budi Sediakan Internet Murah untuk 1 Kampung di Garut

Kompas.com - 21/07/2020, 15:58 WIB
Ari Maulana Karang,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Setelah berita tentang layanan internet murah yang digagas oleh Budi Hermawan lewat Badan Usaha Milik Kampung (Bumka) di Kampung Cilimushideung yang berada di perbatasan Desa Mekarsari dan Desa Cibunar Kecamatan Cibatu, tersebar luas, Budi mengaku mendapat banyak pertanyaan soal cara ia menyediakan internet dengan harga Rp 33.000 per bulan itu untuk warga di kampungnya.

“Banyak yang ngontak menanyakan caranya bagaimana,” kata Budi saat ditemui, Selasa (21/07/2020) siang di rumahnya.

Menurut Budi, penyediaan internet murah didapatnya dengan cara membeli paket internet dari Telkom dalam jumlah besar.

Setelah itu, ia secara swadaya membangun jaringan kabel fiber optik serta akses poin agar warga bisa mendapatkan layanan internet.

Baca juga: Demi Internet Murah di Kampungnya, Budi Keluarkan Rp 800 Juta dari Menabung 5 Tahun

Ia mengatakan, meski secara teori sangat sederhana, namun dalam praktiknya membutuhkan peralatan khusus untuk membangun jaringan fiber optik dan access point. Peralatan inilah yang didapat Budi dengan cara membeli dari hasil dirinya bekerja membangun jaringan di berbagai daerah.

“Peralatannya dari mulai alat penyambung, konektor dan lainnya, ini yang mahal, bisa sampai Rp 300 juta untuk peralatannya,” kata Budi.

Selain peralatan untuk membangun jaringan, menurut Budi, ada satu komputer yang dijadikannya sebagai server.

Komputer ini berfungsi membagikan bandwidth ke tiap-tiap access point yang telah dibangun. Saat ini, server yang digunakan masih terbilang kecil, hanya cukup untuk sekitar 3.000 pengguna.

“Tapi kita sudah beli server yang besar, harganya mencapai Rp 60 juta, ini disiapkan kalau jaringan sudah bisa sampai ke tiga desa di sekitar sini,” katanya.

Di dalam ruangan server yang lebih mirip ruang kerja Budi di bagian belakang rumahnya, memang tampak satu unit komputer berkapasitas besar.

Selain itu, ada beberapa alat yang dipasangnya untuk menyalurkan layanan internet melalui kabel fiber optik.

Dari ruang server ini pula Budi bisa memantau langsung penggunaan internet oleh warga.

Kendala ISP

Budi mengakui, jaringan internet yang dibangunnya memang tak berizin karena belum memiliki Internet Service Provider (ISP) sendiri.

Baca juga: Pria Ini Pasang Sendiri Kabel Optik, 1 Kampung Bisa Nikmati Internet Murah

 

Namun, menurutnya, jika harus memenuhi perizinan ISP, Bumka seperti yang dibangunnya, tidak akan sanggup memenuhi persyaratan.

“Dari Telkom saya bayar, tidak maling,” katanya.

Budi mengakui, selama ini dirinya memang menjual layanan internet tersebut kepada warga setelah ia berhasil membangun jaringan kabel fiber optik dan access point sendiri.

Semua itu dilakukannya karena memang ada investasi yang ditanamkan untuk membangun jaringan dan membeli berbagai peralatan.

“Paket internetnya murah, masih terjangkau oleh warga. Kalau nanti jaringannya sudah sampai ke tiga desa, untuk di Cilimushideung akan kita gratiskan, biar warga bebas internetan. Kalau sekarang, masih bayar untuk bantu-bantu operasional,” katanya.

Soal perizinan ISP, menurut Budi, ia sudah dihubungi langsung oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat untuk mencari solusi bagi layanan internet murahnya agar bisa dinikmati oleh masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com