Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Akan Pasarkan Kalung Eucalyptus Antivirus Corona di Palembang

Kompas.com - 21/07/2020, 14:35 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) akan mulai memasarkan kalung antivirus Corona di Palembang, Sumatera Selatan, lantaran diklaim bisa mencegah seseorang terpapar Covid-19 yang kini masih mewabah.

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatera Selatan, Dr Atekan, menjelaskan, produk berbahan baku tanaman eucalyptus yang akan dipasarkan tersebut ada lima varian, yakni jenis roll on, inhaler, kalung, minyak aromaterapi, dan balsam.

Untuk jenis kalung, Atekan mengklaim bisa mematikan perkembangbiakan virus corona. Bahkan, mereka telah melakukan penelitian dengan uji coba virus jenis beta corona dan alfa corona yang memiliki karakter virus mirip Covid-19.

Baca juga: Pro Kontra Kalung Eucalyptus Kementan yang Diklaim Ampuh Bunuh Corona

Partikel dalam kandungan eucalyptus, menurut dia, mampu menjangkau penyebaran virus dengan lebih luas. Sebab, virus Covid-19 memiliki Mpro (main protein) di lapisan kulit luar. Bila protein itu rusak, maka virus tidak bisa berkembang biak dan mati

"Roll on dan inhaler akan dijual awal Agustus, sedangkan kalung akhir Agustus menunggu izin edar dari BPOM," kata Atekan saat melakukan audensi dengan Wali Kota Palembang, Harnojoyo, Selasa (21/7/2020).

Menurut Atekan, semua produk antivirus tersebut akan dijual oleh PT Eeagle Indo Pharma yang merupakan perusahaan penjualan minyak kayu putih Cap Lang.

Baca juga: Dedi Mulyadi: Kalung Anti Corona Harus Berlisensi Medis karena Pakai Uang Negara

Selain itu, kalung antivirus yang bakal dijual tersebut memiliki aroma terapi daun serai dan bisa digunakan hingga kurun waktu satu bulan. Harga jual kalung ini pun sekitar Rp 15.000 sampai Rp 20.000.

"Produk tanaman eucalyptus sudah berhasil menghambat perkembangan virus hingga 81-100 persen. Apalagi, tanaman tersebut terbukti pernah membunuh virus flu burung h5+n1,"ujarnya.

 

Belum bisa disebut obat

Meskipun disebut antivirus, Atekan mengakui bila produk eucalyptus tersebut belum bisa disebut sebagai obat karena belum memiliki hasil penelitian uji klinis. 

"Kalau obat harus uji klinis, jadi ini ekstrak minyak seperti jamu. Harapannya dengan menghirup aroma dari produk selama 20-15 menit, maka virus dalam tenggorokan dan rongga tubuh tidak bisa hidup," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Palembang Harnojoyo mengungkapkan, mereka saat ini sedang fokus untuk menangani ekonomi yang jatuh karena pandemi Covid-19.

Harno pun memberikan izin untuk Kementan terkait penjualan produk eucalyptus tersebut. Namun, hasil uji klinis harus lebih diperjelas.

"Kami ucapkan selamat telah menemukan produk baru. Tapi, kalau memang secara teknologi menangkal Covid-19, sebaiknya hasil penelitian kesehatan dibicarakan lebih lanjut antara medis dan pakar teknologi duduk bersama," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com