Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kakak Tolong Sampaikan ke Pak Presiden, Kami Rindu Listrik dan Sinyal"

Kompas.com - 21/07/2020, 09:35 WIB
Nansianus Taris,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat siswa-siswi di seluruh Indonesia tidak lagi belajar di sekolah. 

Sesuai aturan pemerintah, para siswa belajar di rumah melalui siaran TVRI dan daring.

Namun, tak semua murid bisa menikmati layanan tersebut, khususnya mereka yang tinggal di desa atau pedalaman.

Selain karena listrik yang tidak memadai, juga karena jaringan internet yang tak bisa didapatkan.

Seperti yang dialami siswa-siswi SDI Taga Laga Buru, Desa Golo Nderu, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi NTT. 

Baca juga: Klarifikasi Bupati Bertemu Sultan Jember yang Berikan Sumbangan Bodong Rp 16 M ke PMI

Sejak pemerintah mengeluarkan program belajar dari rumah melalui siaran televisi dan daring, mereka persis tidak menikmati itu.

Bahkan, aturan belajar di rumah itu nyaris membuat mereka ketinggalan ilmu pengetahuan. 

Bagaimana mau belajar di televisi dan daring, jaringan listrik, sinyal telepon, dan internet belum menjangkau desa di pelosok NTT itu. 

Selain itu, ketiadaan perangkat pintar juga menjadi kendala bagi mereka tidak bisa belajar daring. 

Ditemui saat belajar kelompok di rumah warga, Velisia Efrsia Nuna, salah satu siswi kelas VI, mengaku bahwa selama aturan belajar di rumah, ia dan kawan-kawannya hampir tidak mendapat ilmu pengetahuan.

Baca juga: Sempat Ngobrol dengan Sultan Jember, Bupati: Saya Tahunya Orang Kaya Dermawan

Di rumahnya sangat sedikit sumber bacaan sehingga ia terkadang bingung mau belajar apa.

"Kami dengar orang ngomong di kota anak sekolah belajar di televisi dan internet. Itu kami dengar saja. Kami di sini mau seperti itu, tetapi listrik dan jaringan internet tidak ada. Sinyal telepon saja susah," ungkap Velisia kepada Kompas.com, Sabtu (18/7/2020).

Saat malam tiba, penerangan hanya dibantu lampu yang secukupnya. Kondisi itu pun sudah dianggap biasa. 

Siswa-siswi SDI Taga Laga Buru sangat merindukan listrik dan jaringan internet masuk ke Desa Golo Nderu. 

Kerinduan itu dari dulu tersimpan dalam hati. Selama ini mereka bingung siapa yang akan membantu menyampaikan kerinduan itu kepada Presiden Jokowi. 

"Bapak Presiden, kami butuh listrik dan sinyal. Kakak wartawan tolong sampaikan kerinduan ini kepada Bapak Jokowi. Kami tidak minta yang lain," ujar Velisia yang diamini kawan-kawannya. 

Siswi lain, Velisiana Sribunda Nogo, menyebut sudah jenuh belajar dari rumah. Belajar di rumah sangat berbeda dengan di sekolah. 

Velisia sangat rindu kembali ke sekolah. Rindu suasana sekolah, baik di dalam maupun luar kelas. 

"Di sekolah kita bisa baca banyak buku. Bisa juga tanya teman kalau tidak mengerti. Sekarang, guru hanya beri tugas, setelah itu kumpul. Begitu terus, bosan juga," ungkap Velisia. 

Velisia menuturkan, pernah satu kali ia menonton berita di televisi dan melihat anak-anak kota belajar lewat ponsel pintar. Mereka belajar daring melalui internet. 

Di berita itu juga para siswa mempunyai ponsel sendiri dari pemberian orangtua. 

"Kami di sini bingung itu internet apa, hanya tahu nama saja. Modelnya seperti apa tidak tahu. Bagaimana mau tahu, handphone kami tidak punya. Di sini juga listrik dan sinyal tidak ada," tutur Velisia. 

Velisia meminta kepada Presiden agar membawa aliran listrik dan jaringan telepon juga internet ke Desa Golo Nderu.

"Kakak tolong sampaikan pesan saya kepada Bapak Presiden, kami di sini butuh listrik dan sinyal. Siapa tahu listrik dan sinyal sudah ada, orangtua kami bisa beli handphone," ungkap Velisia.

Sebelum pulang ke rumah, mereka kompak menuliskan permintaan kepada Jokowi di selembar kertas. 

Masing-masing dari mereka menuliskan, "Bapak Presiden, Kami Butuh Listrik dan Sinyal". 

Wilibrodus Patang, salah satu orangtua siswa, mengaku bahwa selama Covid-19, anaknya jarang belajar karena kekurangan sumber bacaan. 

Wilibrodus menilai kebijakan belajar di rumah melalui televisi dan ponsel tidak berlaku bagi siswa-siswi di pedalaman, termasuk di Desa Golo Nderu.

"Kami di sini kan tidak ada listrik. Bagaimana mau beli handphone, sementara sinyal tidak ada. Kami warga di sini butuh itu, sinyal dan listrik," ungkap Wilibrodus.

Wilibrodus pun berharap pemerintah bisa mengalirkan listrik dan jaringan telepon ke desa itu.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Timur Basilius Teto menjelaskan, selama Covid-19, para guru tetap mendampingi siswa dengan kunjungan ke rumah.

Kunjungan itu terjadwal dan mengikuti protokol kesehatan, yakni memakai masker dan menjaga jarak.

"Guru-guru pakai jadwal kunjung ke rumah siswa untuk memberikan materi. Guru juga rutin memberikan tugas rumah kepada siswa," ujar Basilius saat dihubungi Kompas.com, Selasa pagi.

Basilius menambahkan, sejak pekan lalu, semua sekolah di Kabupaten Manggarai Timur sudah berjalan normal dengan sistem sif.

Meski menerapkan sistem sif, guru dan siswa tetap memperhatikan protokol kesehatan, yakni memakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan mengecek suhu sebelum masuk kelas.

Terkait siswa-siswi SDI Taga Laga Buru yang belum masuk sekolah, Basilius menyebut bahwa mereka belum mendapatkan jadwal.

Masalah listrik

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Manggarai Timur Bonefasius Sai menjelaskan, pihaknya sudah melakukan survei infrastruktur telekomunikasi di Desa Golo.

Pada tahun 2020 ini, Manggarai Timur akan mendapatkan 10 perangkat based transceiver station (BTS) dari Kementerian Kominfo.

Perangkat BTS itu nanti akan ditempatkan di wilayah yang belum terjangkau jaringan telepon dan internet.

"Karena sekarang lagi Covid-19, sementara kita masih menunggu informasi lanjutan dari kementrian. Jika perangkatnya nanti sudah ada, kita pastikan pasang satunya di Desa Golo Nderu," ungkap Bonefasius kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa siang.

"Jaringan dari BTS itu nanti XL. Itu yang murah biar bisa dijangkau masyarakat setempat nantinya," sambung Bonefasius.

Saat ini memang jaringan telepon dan internet menjadi sangat penting bagi seluruh masyarakat.

Apalagi di massa pandemi ini, dengan aturan belajar di rumah, tentu semua anak sekolah sangat membutuhkan jaringan internet untuk mengakses informasi.

Pemerintah akan terus berusaha agar semua wilayah Manggarai Timur bisa bebas sinyal.

"Kita sudah usulkan ke kementerian agar di setiap sekolah dan puskesmas itu ada perangkat BTS-nya. Sehingga tidak ada lagi yang tidak terjangkau jaringan telepon dan internet," kata Bonefasius.

Bonefasius menambahkan, permintaan listrik dari para SDI Taga Laga Buru, pemerintah sudah membangun PLTMH di Desa Golo Nderu. Di desa itu sudah ada energi listrik bersumber dari PLTMH Wae Woja.

Kemungkinan PLMTH itu tidak berfungsi di musim kemarau karena debit air kurang. Namun, jika debit airnya besar, energi listrik dari PLTMH itu pasti nyala.

"Pelan-pelan kita bangun. Pemerintah akan terus bekerja sama dengan PLN agar bisa menjangkau semua desa termasuk Golo Nderu. Listrik negara pasti akan masuk ke semua desa," ungkap Bonefasius.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com