Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stok Sampah Melimpah, Kulit Pisang, Pepaya, hingga Sabut Kelapa Diubah Jadi Pupuk Cair

Kompas.com - 21/07/2020, 08:09 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Sebanyak 400 botol pupuk organik cair (POC) hasil fermentasi sampah di Pasar Pagi Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, berhasil dipanen.

Sampah yang digunakan dari jenis organik, seperti kulit buah nanas, jeruk, sayur-mayur, bonggol pisang, rebung, dan tomat.

“POC itu kita panen setelah sebelumnya difermentasi menggunakan bioaktivator selama 21 hari di Laboratorium Agribisnis, Kampus Terpadu UBB, Balun Ijuk,” kata Brema Sinuhaji, mahasiswa Prodi Agribisnis Universitas Bangka Belitung, didampingi Ani Tias Kusumaningrum, mahasiswa Prodi Biologi, di Pasar Pagi, Senin (20/7/2020).

Baca juga: Menggarap Potensi Energi Listrik dari Sampah Perkotaan

Pengolahan sampah tersebut bagian dari program kuliah kerja nyata (KKN) berbasis lingkungan di Kelurahan Batin Tikal.

Kelurahan ini dihadapkan pada masalah sistem drainase dan sampah pasar yang menumpuk setiap harinya.

Brema menuturkan, 400 botol POC yang dipanen terdiri dari 184 botol POC kulit nanas, POC jeruk 29 botol, POC tomat 50 botol, POC campuran sayur-mayur 53 botol, POC bonggol pisang, dan rebung 84 botol.

“POC yang dikemas dalam botol itu nantinya akan kita bagikan kepada warga Kelurahan Batin Tikal, terutama Ibu-ibu PKK yang tergabung dalam Kelompok Toga. Mereka merupakan pencinta tanaman dan pelaku urban farming (pertanian di perkotaan),” tukas Brema.

Baca juga: Atasi Sampah, Kota Bandung Terapkan Teknologi “Peuyeumisasi”

Digarap mahasiswa KKN

KKN UBB Batin Tikal sendiri beranggotakan 15 mahasiswa dengan dosen pembimbing lapangan (DPL) Eddy Jajang J Atmaja, selama satu bulan terhitung 15 Juli hingga 19 Agustus 2020.

Selain membuat dan kemudian membagikan POC kepada warga setempat, mereka juga mempraktikkan cara pembuatannya pada anggota PKK. Termasuk juga cara penggunaan POC, baik untuk tanaman hias dan hortikultura.

Di tempat terpisah, Ketua Divisi Kemasyarakatan KKN Batin Tikal, Hamidah Siffa Garishah mengatakan, ibu-ibu rumahtangga belum banyak tahu, apalagi memanfaatkan sisa dapur berupa bahan organik sebagai POC.

"Yang terjadi justru bahan-bahan itu dibuang ke tong sampah. Padahal sampah organik selain menyuburkan tanah, juga menghasilkan banyak uang,” jelas Hamidah, mahasiswi dari Prodi Agrotek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com