Pasar Baru merupakan titik penting perkembangan ekonomi Kota Bandung dari dulu hingga sekarang.
Pasar ini menjual berbagai macam kebutuhan dari ujung kepala hingga ujung kaki, dengan harga yang relatif murah.
Banyaknya pilihan membuat pasar ini menjadi surga belanjanya warga lokal. Lama kelamaan, Pasar Baru menjadi tujuan belanja para wisatawan asing, salah satunya Malaysia.
Tingginya minat wisatawan Malaysia belanja di Pasar Baru, membuat ringgit kerap dijadikan alat transaksi. Hal ini sempat membuat Bank Indonesia gerah.
Data Pasar Baru Trade Center menyebutkan, pada 2010, jumlah pengunjung mencapai 25.000-an orang per hari, bisa meningkat menjadi 35.000-an di bulan-bulan tertentu. Dari jumlah itu, 5.000-7.000 di antaranya wisatawan Malaysia.
Baca juga: Terduga Pelaku Bom Kampung Melayu Ditangkap di Pasar Baru Bandung
Sedangkan perputaran uangnya sendiri berkisar Rp 3 miliar- Rp 4 miliar per hari. Jumlah ini terus meningkat setiap tahunnya.
Tak heran, jika pengunjung Pasar Baru berjubel dan membutuhkan stamina baik saat belanja.
“Dari Pasar Baru butut (jelek) sampai seperti sekarang, saya belanjanya di sini. Cari kain, datang ke atas, banyak orang India yang jualan. Kalau sepatu ada di tengah, biasanya yang jual orang Padang, di sini apa aja ada,” tutur Dewi (48), warga Bandung.
Pasar ini pun ikut terdampak pandemi Covid-19. Hingga kini, memasuki Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) jumlah pengunjung masih sedikit.
Pantauan Kompas.com, masih banyak toko yang tutup. Selain itu, warga yang ingin berbelanja harus mengikuti protokol kesehatan yang berlaku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.