Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Aiptu Dwiyanto, Pawang Satwa K9 Terbaik di Indonesia

Kompas.com - 21/07/2020, 06:25 WIB
Tresno Setiadi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Sudah 17 tahun Aiptu Dwiyanto menjalani hidup sebagai pawang satwa K9 di Polres Tegal Kota.

Meski senang dalam menjalani pekerjaanya, laki-laki yang akrab disapa Dwi itu akan memasuki purna tugas 31 Agustus 2020 mendatang.

Rupanya, sebulan jelang pensiun, Dwi dinobatkan sebagai salah satu pawang K9 terbaik se-Indonesia.

Baca juga: 2 Orang Tewas Disengat Lebah, Pemerintah Desa Panggil Pawang

Dirpolsatwa Korsabhara Baharkam Mabes Polri Brigjen Pol. Hariyanto menyerahkan langsung piagam penghargaan kepadanya di Mapolres Tegal Kota, Senin (20/7/2020).

Penghargaan yang diterima Kasubnit 2 Unit Dalmas Satsabhara ini membuat masa pensiunnya diperpanjang bisa hingga dua tahun.

Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari merekomendasikan Dwi agar masih mengabdi di Korps Bhayangkara.

Dwi sudah 17 tahun melatih dan merawat anjing pelacak.

Kedatangan Dirpolsatwa Korsabhara Baharkam Mabes Polri turut membawa satu anjing lagi untuk dia latih dan rawat sebagai tugas sehari-harinya.

Baca juga: Satwa Liar Terkait Pandemi Covid-19, Begini Hasil Survei Persepsi Masyarakat

Anjing bernama Gringo, dari ras german sheperd atau biasa dikenal helder, bergabung bersama kelima anjing K9 yang selama ini menemaninya.

Menurut Dwi, merawat anjing memang bukan perkara mudah.

Ikhlas utamanya, harus bisa ditanamkan dalam hati dan menjadikan anjing K9 sebagai teman hidupnya.

"Kita harus bisa menjadikan satwa sebagai teman. Baik teman ngobrol, curhat, dan bermain. Jadi harus dengan hati yang tulus. Kalau tidak tulus bisa jadi boomerang. Kalau sudah pegang binatang jangan main-main, harus disipilin," kata Dwi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com