Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konawe Sultra Terendam Banjir hingga 3 Meter, Ribuan Warga Mengungsi

Kompas.com - 20/07/2020, 20:59 WIB
Kiki Andi Pati,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com - Sebanyak 50 desa dalam 16 kecamatan di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga Senin (20/7/2020) masih terendam banjir setinggi 3 meter.

Akibat banjir itu, 11.741 jiwa terpaksa mengungsi di rumah keluarga, sekolah, rumah ibadah dan lokasi penggilingan padi.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe, Herianto Pagala, mengatakan ada empat desa di dua kecamatan yang cukup parah terdampak banjir.

Baca juga: Walhi: Banjir Bandang di Luwu Utara Disebabkan Pengalihan Fungsi Hutan

Selain itu, dua desa terisolir yakni desa Aleuti di Kecamatan Padangguni dan Desa Lalomerui di Kecamatan Routa.

Herianto mengatakan, banjir ini terjadi akibat meluapnya Sungai Konoweha setelah diguyur hujan lebat selama beberapa hari.

"Sampai sekarang masih hujan di Konawe, tapi kalau hujan di hulu (Sungai Konoweha) yakni di Kecamatan Latoma pasti kondisinya lebih parah seperti tahun lalu," kata Herianto dihubungi via telepon, Senin (20/7/2020).

Meski genangan air terbilang tinggi, Herianto menyebut, ada ratusan warga di Desa Waworaha, Kecamatan Lambuya yang enggan mengungsi.

"Alasannya mereka lebih nyaman di rumahnya dari pada di lokasi pengungsian. Tapi rata-rata mereka punya rumah panggung," kata Herianto.

Baca juga: Polisi Akan Selidiki Dugaan Pembalakan Liar Penyebab Banjir Bandang di Masamba

Mengenai bantuan untuk warga terdampak, Herianto mengklaim, sudah disalurkan. Orang yang mengungsi disebut telah menerima obat-obatan dan sembako.

Hanya saja, para pengungsi dianggap kini membutuhkan selimut, pakaian dan beras.

Sementara itu, ada 474 warga dari 140 kepala keluarga (KK) di Desa Ambulano, Kecamatan Pondidaha, Kabupaten Konawe, Sulawesi terisolasi akibat banjir yang menerjang sejak pekan lalu hingga Minggu (19/7/2020).

Akibatnya, jalan akses keluar-masuk ke desa itu ikut digenangi air setinggi tiga meter.

Satu-satunya cara untuk sampai di desa tersebut yakni dengan menggunakan perahu milik warga, dan perahu milik BPBD Konawe.

Baca juga: BNPB Ungkap Tiga Penyebab Banjir Bandang di Luwu Utara

Warga terpaksa mendirikan tenda darurat dan sebagian lagi mengungsi di gudang penampungan gabah.

Lokasi itu berjarak 1 kilometer dari rumah mereka yang sudah terendam air setinggi 1,5 meter sampai 3 meter.

Hanya perlengkapan tidur dan alat masak yang diboyong warga ke lokasi pengungsian.

Selain itu, hewan peliharaan juga ikut diungsikan, barang berharga itu sudah diamankan ke atas loteng rumah mereka.

Salah seorang warga Desa Ambulano, Kadek Saniasi mengaku, sejak Senin (13/7/2020) dirinya mengungsi di gudang penampungan gabah itu.

Baca juga: Update Korban Banjir Bandang Luwu Utara, 38 Orang Meninggal, 11 Masih Dicari

Empat orang anggota keluarga termasuk anak dan suami menyelamatkan diri di tempat pengungsian. Sementara barang elektronik diamankan di tempat yang lebih tinggi.

Kepala Desa Ambulano, Ketut Riawan menegaskan, sebagian warga enggan dievakuasi karena tidak ada jaminan keamanan karena mereka masih memiliki aset bergerak yang bisa digunakan pascabanjir.

“Televisi, mesin jahit, traktor, itu aset kita yang masih bisa kita gunakan setelah banjir, untuk bertahan hidup. Karena sawah kita sudah rusak, merugikan juta,” sebut Ketut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com