KENDARI, KOMPAS.com - Sebanyak 50 desa dalam 16 kecamatan di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) hingga Senin (20/7/2020) masih terendam banjir setinggi 3 meter.
Akibat banjir itu, 11.741 jiwa terpaksa mengungsi di rumah keluarga, sekolah, rumah ibadah dan lokasi penggilingan padi.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konawe, Herianto Pagala, mengatakan ada empat desa di dua kecamatan yang cukup parah terdampak banjir.
Baca juga: Walhi: Banjir Bandang di Luwu Utara Disebabkan Pengalihan Fungsi Hutan
Selain itu, dua desa terisolir yakni desa Aleuti di Kecamatan Padangguni dan Desa Lalomerui di Kecamatan Routa.
Herianto mengatakan, banjir ini terjadi akibat meluapnya Sungai Konoweha setelah diguyur hujan lebat selama beberapa hari.
"Sampai sekarang masih hujan di Konawe, tapi kalau hujan di hulu (Sungai Konoweha) yakni di Kecamatan Latoma pasti kondisinya lebih parah seperti tahun lalu," kata Herianto dihubungi via telepon, Senin (20/7/2020).
Meski genangan air terbilang tinggi, Herianto menyebut, ada ratusan warga di Desa Waworaha, Kecamatan Lambuya yang enggan mengungsi.
"Alasannya mereka lebih nyaman di rumahnya dari pada di lokasi pengungsian. Tapi rata-rata mereka punya rumah panggung," kata Herianto.
Baca juga: Polisi Akan Selidiki Dugaan Pembalakan Liar Penyebab Banjir Bandang di Masamba
Mengenai bantuan untuk warga terdampak, Herianto mengklaim, sudah disalurkan. Orang yang mengungsi disebut telah menerima obat-obatan dan sembako.
Hanya saja, para pengungsi dianggap kini membutuhkan selimut, pakaian dan beras.