GARUT, KOMPAS.com - Untuk bisa menyediakan layanan internet murah di Kampung Cilimushideung, Desa Cibunar, Kecamatan Cibatu, Budi Hermawan harus menabung selama lebih dari 5 tahun.
Hasil kerjanya selama 5 tahun pun diinvestasikan untuk membangun jaringan internet murah di kampungnya.
"Untuk membangun jaringan kabel, menyediakan alat dan lainnya, sudah Rp 800 juta lebih saya habis," katanya, Senin (20/07/2020).
Budi berani menghabiskan uang tabungannya sebesar itu hanya untuk membangun kampungnya.
Baca juga: Pria Ini Pasang Sendiri Kabel Optik, 1 Kampung Bisa Nikmati Internet Murah
Budi bermimpi kampungnya yang sedikit terpencil tidak sampai ketinggalan teknologi dan warganya tidak sampai jadi penikmat teknologi saja.
Dari Rp 800 juta yang dikeluarkan untuk membangun internet murah, menurut Budi, Rp 300 juta di antaranya dipakai untuk membeli peralatan pendukung.
Selain mengembangkan internet murah, Budi pun mengembangkan berbagai teknologi terapan yang pada prinsipnya dengan harga terjangkau dan mampu memberi manfaat bagi masyarakat.
Saat ini, Budi sudah menemukan dua alat yang bisa dijual oleh Badan Usaha Milik Kampung (Bumka) yang didirikannya. Alat tersebut yaitu Touch Pen yang bisa mengubah layar dalam bentuk apa pun menjadi layar sentuh dan multiuser pada komputer.
"Kita ingin nanti diproduksinya di rumah-rumah warga, jadi home industry seperti itu," katanya.
Budi mengakui, jaringan internet murah yang dibangunnya memang belum berizin. Karenanya, ia berharap Pemerintah Daerah Garut bersedia membantunya dari sisi kebijakan dalam pengurusan Internet Service Provider (ISP).
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan