Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Warga Demo Tak Terima Pemulasaraan Anak Bak Pasien Corona

Kompas.com - 20/07/2020, 13:09 WIB
Ahmad Faisol,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Video yang memperlihatkan puluhan warga berunjuk rasa di RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo, viral di media sosial Facebook.

Video itu diunggah oleh akun Richardoe Halim Maulana Ahmad di grup Facebook Info Masyarakat Probolinggo.

Dalam unggahannya, akun tersebut menulis terjadi aksi demo di RSUD Tongas Kabupaten Probolinggo, karena anak kecil dari Desa Semendi, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo sedang sakit, oleh pihak rumah sakit 'dipositifkan' corona.

Para keluarga, lanjut akun itu, dan penduduk desa tidak terima atas tindakan rumah sakit.

Baca juga: Pesan Hoaks Warga Jatim Tak Bermasker Didenda Menjiplak Unggahan Ridwan Kamil

Oleh karena itu penduduk desa berbondong-bondong untuk melakukan aksi protes terhadap Rumah Sakit Tongas.

Video tersebut diunggah Minggu (19/7/2020).

Menanggapi hal itu, Jubir Pelaksana Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto berharap kalau ada orang terduga ada kaitannya dengan infeksi saluran pernapasan baik itu dikatakan ODP atau suspect, maka masyarakat harus bersedia pemakaman dilakukan secara prosedur infeksius.

Karena undang-undang wabah seperti itu, maka pihaknya menggunakan protokol kesehatan.

Pemerintah mengambil risiko yang terburuk, makanya pihak RSUD Tongas menganggap sebagai penyakit dengan infeksius.

"Kalau ternyata hasilnya swab-nya dia tidak infeksius tentunya harus bersyukur. Tetapi, kalau ternyata infeksius dan terlanjur dimakamkan, tentunya akan berisiko. Oleh karena itu pemerintah berpikir kepada hal yang terburuk. Secara keagamaan, menurut para ahli agama dan para ulama itu, tidak ada masalah dimakamkan dengan protokol Covid-19. Apalagi ini juga sudah menjadi keputusan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)," kata Anang kepada Kompas.com, dalam siaran tertulis, Senin (20/7/2020).

Pihaknya berharap masyarakat ke depan supaya lebih paham jika ada yang dimakamkan sesuai dengan protokol.

Baca juga: Geger Penemuan Tulang Belulang Manusia di Bawah Pohon Cokelat

Masyarakat tetap bisa mendoakan mereka, karena yang terpenting adalah mendoakan. Shalat pun juga bisa dilakukan secara ghaib.

"Sekali lagi, kalau ada warga diduga ada gejala-gejala gangguan saluran pernapasan akan dianggap sebagai penyakit infeksius walaupun belum pasti. Pemerintah sekali lagi mengambil kemungkinan terburuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan wabah," pungkas Anang. 

Direktur RSUD Tongas, Hariawan Dwi Tamtama mengatakan, hasil tes swab anak itu baru keluar hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com