Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Warga Demo Tak Terima Pemulasaraan Anak Bak Pasien Corona

Kompas.com - 20/07/2020, 13:09 WIB
Ahmad Faisol,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

"Kalau ternyata hasilnya swab-nya dia tidak infeksius tentunya harus bersyukur. Tetapi, kalau ternyata infeksius dan terlanjur dimakamkan, tentunya akan berisiko. Oleh karena itu pemerintah berpikir kepada hal yang terburuk. Secara keagamaan, menurut para ahli agama dan para ulama itu, tidak ada masalah dimakamkan dengan protokol Covid-19. Apalagi ini juga sudah menjadi keputusan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)," kata Anang kepada Kompas.com, dalam siaran tertulis, Senin (20/7/2020).

Pihaknya berharap masyarakat ke depan supaya lebih paham jika ada yang dimakamkan sesuai dengan protokol.

Baca juga: Geger Penemuan Tulang Belulang Manusia di Bawah Pohon Cokelat

Masyarakat tetap bisa mendoakan mereka, karena yang terpenting adalah mendoakan. Shalat pun juga bisa dilakukan secara ghaib.

"Sekali lagi, kalau ada warga diduga ada gejala-gejala gangguan saluran pernapasan akan dianggap sebagai penyakit infeksius walaupun belum pasti. Pemerintah sekali lagi mengambil kemungkinan terburuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan wabah," pungkas Anang. 

Direktur RSUD Tongas, Hariawan Dwi Tamtama mengatakan, hasil tes swab anak itu baru keluar hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com