Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar di Rumah, Kejenuhan Murid hingga Sekolah yang Dituntut Inovatif

Kompas.com - 20/07/2020, 08:19 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Keinginan para murid untuk kembali ke sekolah dan belajar secara tatap muka di awal tahun ajaran baru di tahun ini tampaknya belum bisa terwujud.

Pasalnya, pemerintah masih memberlakukan kebijakan belajar di rumah, bersamaan dengan pandemi Covid-19 yang belum menunjukan tanda akan berakhir.

Siti Aisyah (29), salah satu orangtua murid di Cianjur, Jawa Barat, menuturkan, kedua anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) sudah dilanda kejenuhan menjalani aktivitas belajar di rumah dengan sistem online tersebut.

Baca juga: Gara-gara Nasi Bungkus Napi, Kepala Lapas Dilaporkan ke Ombudsman

Sebab, sudah hampir empat bulan anak-anaknya belajar di rumah.

“Kalau di awal memang anak-anak terlihat senang. Namun, harus berbulan-bulan seperti sekarang ini, mereka jenuh juga,” kata Aisyah kepada Kompas.com, Senin (20/7/2020).

Ia menilai, belajar di rumah yang selama ini dilakukan kedua anaknya berjalan kurang optimal.

“Belum lagi sekarang pengeluaran untuk membeli kuota internet lebih besar,” ucap Aisyah.

Untuk itu, ia meminta para pemangku kebijakan untuk mencari jalan keluar yang lebih solutif terkait regulasi pembelajaran siswa di masa pandemi Covid-19 saat ini.

“Kalau terus kondisinya seperti ini, khawatir semangat belajar anak-anak ke depannya semakin merosot," ujar dia.

Baca juga: Seorang Pria di Cianjur Tewas di Dalam Gubuk yang Terbakar

Kepala SMP Islam Cendekia Cianjur Dera Nugraha tidak menampik bahwa kebijakan belajar di rumah telah menimbulkan kejenuhan peserta didik.

Begitu juga orangtua siswa dalam mendampingi anaknya setiap pembelajaran online.

“Kalau imbas untuk sekolah, salah satunya jelas di pendapatan keuangan sekolah. Karena itu, sekolah terpaksa mengimbanginya dengan evaluasi kinerja yang komprehenshif dan manajemen keuangan yang lebih kalkulatif,” tutur Dera dalam keterangan tertulis.

Namun, kondisi yang serba tidak ideal ini, menurut Dera, menjadi tantangan tersendiri bagi pihak sekolah untuk menempuh langkah-langkah strategis.

Salah satunya dengan membangun learning management system yang berfungsi mengontrol proses dan inovasi pembelajaran.

“Lewat strategi ini, guru, peserta didik, dan orangtua dapat berkomunikasi secara interaktif,” ujar dia.

Selain itu, menurut Dera, bersinergi dengan komite sekolah menjadi mutlak dalam merancang kebijakan-kebijakan sekolah yang strategis, termasuk komitmen terhadap protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 saat ini.

“Sebagai sekolah yang menyandang predikat sekolah sehat nasional, kita tentunya dituntut untuk memberikan layanan pendidikan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada peserta didik. Kampanye PHBS dan evaluasinya tetap dilakukan oleh tim sekolah sehat secara online. Petugas UKS sama aktifnya dengan guru di masa pandemi ini,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com