Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kandang Ayam Ini Disulap Jadi Rumah Belajar Anak Buruh Ikat di Perbatasan RI-Malaysia

Kompas.com - 20/07/2020, 08:06 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sebuah bangunan semi permanen di RT 18 Nunukan Timur kabupaten Nunukan Kalimantan Utara menjadi alternatif bagi anak-anak yang rindu bangku sekolah.

Bangunan seluas 10 x 20 m ini disebut warung Kamtibmas, yang merupakan kependekan dari Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, bukan warung sebagaimana umumnya.

Warung Kamtibmas hanya menyediakan menu informasi. Di warung ini, segala persoalan baik perdata, pidana, maupun silang sengketa rumah tangga diselesaikan.

‘’Setiap hari puluhan anak anak datang ke sini, mereka membawa buku PR dan meminta pembimbing di sini mengajari mereka,’’ujar Hasanuddin (45) ketua RT 18 Nunukan Timur, Minggu (19/7/2020).


Baca juga: 64 Kepala Sekolah SMP Negeri di Inhu Riau Mundur, Guru: Kami Tetap Semangat Mengajar

Anak sekitar berkeliaran tak sekolah

Warung Kamtibmas dibangun dengan banyak tujuan. Di kampung ini, tindakan pidana tercatat cukup tinggi, sementara mayoritas penduduk di wilayah ini adalah buruh ikat tali dan pemukat rumput laut dan sebagian penjual asongan di pelabuhan Tunon Taka Nunukan.

Pelabuhan ini juga menjadi dermaga bagi kapal rute Nunukan-Tawau negara bagian Sabah Malaysia.

RT 18 Nunukan Timur dulunya adalah wilayah sabung ayam.

Baca juga: Kisah Siswa di Pulau Seram, Jalan Kaki 3 Kilometer hingga Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Demi Bisa Sekolah

 

Lokasi warung Kamtibmas berdiri merupakan bekas kandang ayam sabung. Atas ketelatenan personil kepolisian dalam melakukan sosialisasi, pemilik lahan merelakan lahannya untuk dipugar dan dijadikan bangunan serba guna.

Penggagas dari program ini adalah eks Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Tunon Taka Nunukan AKP Iberahim Eka Berlin.

Masyarakat yang apatis dengan kondisi anak-anak mereka yang tidak sekolah melatarbelakangi gagasan tersebut.

‘’Banyak sekali anak kecil berkeliaran di dermaga pelabuhan di jam sekolah, mereka dibawa orangtuanya. Tentu sangat berbahaya sekali anak kecil dibiarkan berlarian di dermaga, bisa terjatuh ke laut. Ternyata, mereka banyak yang tidak sekolah, makanya kita carikan solusi dengan warung Kamtibmas,’’ujar Berlin saat dihubungi.

Secara perlahan warung Kamtibmas yang berdiri sejak 2017 ini menjadi ujung tombak KSKP Nunukan dalam meminimalisir tindak pidana.

Tidak ada lagi aktivitas sabung ayam atau mabuk-mabukan karena anggota Polsek KSKP berjaga di warung ini.

Banyak penyelesaian masalah sampai kepengurusan dokumen dilakukan di sini.

Mengobati kerinduan

Di masa pandemi Covid-19, warung Kamtibmas menjadi tujuan anak anak sekitar mengobati kerinduan mereka akan bangku sekolah. Selain anggota polisi, mahasiswa KKN seringkali berkontribusi mengajar.

Belajar daring pun bukan lagi menjadi kendala berarti meski semua orangtua murid di warung Kamtibmas merupakan anak-anak buruh ikat rumput laut dan pedagang asongan yang termasuk masyarakat ekonomi rendah.

‘’Beberapa anak yang belajar di sini ada yang tidak sekolah, mereka dibimbing oleh pengajar, ada polisi dan mahasiswi, jadi secara tidak langsung warung Kamtibmas punya andil dalam pemberantasan buta huruf,’’lanjut Hasanuddin.

Banyak anak tidak punya dokumen kependudukan 

Adanya anak-anak yang tidak sekolah di daerah ini disebabkan nihilnya dokumen kependudukan yang membuat mereka tidak bisa mendaftar sekolah.

Sebab, banyak dari warga berpendidikan rendah sehingga mereka belum memahami pentingnya arti dokumen bagi anak anaknya.

Setelah mendaftar menjadi murid di warung Kamtibmas, KSKP lalu mengusahakan dokumen mereka, menggandeng Dinas Pencatatan Sipil lalu mendaftarkan mereka ke sekolah negeri.

Tercatat ada sekitar 9 anak yang disekolahkan dari 30 murid warung Kamtibmas yang aktif.

Semua biaya dan perlengkapan sekolah ditanggung personel KSKP secara swadaya.

Mereka menyisihkan gaji mereka setiap bulan untuk kebutuhan ini.

‘’Saat pandemi, proses belajar tetap berjalan dengan protokol Covid-19, pokoknya asal anak anak mau datang, tugas sekolah selesai. Meski pandemi, antusiasme anak anak cukup menggembirakan, mereka sangat semangat, apalagi dengan WiFi gratis yang ada di sini mereka bisa main bareng game online,’’kata Hasanuddin lagi.

Sejumlah murid di warung Kamtibmas, Lena (15), Rafikawati (11) dan Atifah (9), juga mengaku sangat senang. Selain menyediakan Wi Fi gratis, para pengajar memberikan bimbingan dengan santai dan menceritakan kisah kisah menarik.

‘’Enggak perlu minta uang ke mamak kalau mau online, datang saja, yang penting harus ikut belajar di sini, yang tak punya HP bisa gantian pula main, jadi senanglah pastinya.’’kata mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com