Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Sorong Ungkap Dugaan Penyebab Banjir dan Longsor

Kompas.com - 19/07/2020, 16:31 WIB
Maichel,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SORONG, KOMPAS.com - Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kota Sorong, Papua, pada 15 Juli 2020 lalu, diduga tidak hanya intensitas hujan yang cukup tinggi.

Sebagian masyarakat mempertanyakan operasional pengelolaan galian C yang tersebar di Kota Sorong.

Sebab, warga menduga galian tambang tersebut ikut berdampak pada banjir dan tanah longsor yang memakan korban jiwa.

Baca juga: Korban Tewas Akibat Banjir dan Longsor di Sorong Naik Jadi 5 Orang

Wali Kota Sorong Lambert Jitmau mengatakan, selama 8 tahun menjabat sebagai Wali Kota, dia tidak pernah mengeluarkan izin pengelolaan tambang galian C.

"Bahkan hampir sebagian besar daerah pegunungan yang merupakan hutan lindung dirusak oleh para pengusaha galian C," kata Lambert saat ditemui di Kantor Wali Kota, Minggu (19/7/2020).

Baca juga: Banjir 1 Meter Rendam Lapas Sorong, Sejumlah Napi Terpaksa Dievakuasi

Menurut dia, izin galian C tersebut memang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat.

Lambert mengatakan, dia sebenarnya sudah meminta agar dilakukan studi kelayakan sebelum izin pertambangan dikeluarkan oleh pemerintah.

Namun, diduga pemberian izin tersebut tanpa syarat-syarat yang seharusnya dipenuhi.

"Puluhan tambang pasir galian C yang beroperasi di 10 distrik di Kota Sorong, diduga mendapat izin dari pihak-pihak tertentu, sehingga mereka seenaknya saja mengelola galian C tanpa memikirkan dampak lingkungan," ucap Lambert.

Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Provinsi Papua Barat Alexander Leda mengatakan, dari studi yang dilakukan, ditemukan ada sekitar 600 hektar lahan yang beralih fungsi dari tempat pemukiman warga menjadi lokasi galian C.

Dia berharap ada perhatian serius dari Pemerintah Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat untuk menyikapi hal tersebut.

"Dari temuan di lapangan, sebagian besar saluran drainase penyebab banjir bersumber dari limbah galian C," ujar Alexander.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sorong menyebutkan, korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di kota itu meningkat menjadi 5 orang.

Satu korban di antaranya tersengat arus listrik.

Bencana alam yang terjadi Kamis (15/7/2020) malam ini juga menyebabkan 6 rumah rusak berat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com