Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung Warna-warni Yoboi, Obyek Wisata Baru di Jayapura yang Muncul di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 19/07/2020, 09:27 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Di tengah menurunnya ekonomi karena adanya pandemi virus corona baru atau Covid-19, ada sebuah kampung di Kabupaten Jayapura, Papua, yang justru tengah menggeliatkan sektor pariwisatanya.

Termpat tersebut adalah Kampung Yoboi yang kini dikenal dengan sebutan "kampung warna-warni".

Sebutan tersebut muncul karena kampung yang merupakan wilayah terapung dan berada di pinggiran Danau Sentani itu, memiliki dermaga yang berwarna-warni dan kemudian viral di media sosial.

Untuk menuju Kampung Yoboi, kita harus menyebrang menggunakan perahu kecil dari Dermaga Yahim dengan tarif Rp 5.000/kepala dan jarak tempuhnya hanya sekitar 10 menit.

Baca juga: Risma: Selamat Berjuang Mas Gibran

Baru sekitar satu bulan Kampung Yoboi ramai dikunjungi wisatawan dan pada akhir pekan jumlah pengunjung bisa mencapai 600 orang.

Ternyata cerita di balik berubahnya Kampung Yoboi menjadi objek wisata tidak lepas karena terkurungnya para pemuda di kampung tersebut karena pandemi Covid-19.

Billy Tokoro, warga Kampung Yoboi yang menjadi salah pencetus ide untuk mewarnai dermaga, mengungkapkan, ide membuat dermaga warna-warni justru karena corona dan disambut baik oleh masyarakat.

"Kami berembuk dan 15 pemuda mengumpulkan dana sampai Rp 2 juta dan akhirnya mencat dermaga," kata Billy, saat ditemui di Kampung Yoboi, Sabtu (18/7/2020).

Setelah selesai dicat, Billy mengaku mengundang beberapa komunitas fotografi untuk mendokumentasikan dermaga yang telah berwarna-warni.

Namun, ia melarang mereka untuk mengunggah foto yang diambil ke media sosial.

"Saya yakin unggahan pertama itu sangat penting, makanya saya larang mereka upload sebelum kami tentukan foto mana yang bisa dinaikan. Akhirnya, ada satu foto yang dipilih dan kemudian tempat kami viral," tutur dia.

Sejak saat itu, Kampung Yoboi ramai dikunjungo wisatawan dan merubah perekonomian masyarakat.

Wisata budaya

Situasi di Kampung Yoboi, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Papua, yang kini menjadi objek wisata karena keberadaan dermaga warna-warninya. selain itu, di kampung tersebut terdapat warung- warung yang menawarkan makanan tradisional Papua berupa Ouw dan Ulat Sagu, Jayapura, Papua, Sabtu (18/7/2020)KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Situasi di Kampung Yoboi, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Papua, yang kini menjadi objek wisata karena keberadaan dermaga warna-warninya. selain itu, di kampung tersebut terdapat warung- warung yang menawarkan makanan tradisional Papua berupa Ouw dan Ulat Sagu, Jayapura, Papua, Sabtu (18/7/2020)

Meski direncanakan dalam waktu singkat, apa yang ada di Kampung Yoboi bisa dibilang sangat menggambarkan kebudayaan masyarakat pesisir Papua, mulai dari seni hingga kulinernya.

Karena mulai ramai dikunjungi wisatawan, banyak dari warga Yoboi yang kemudian berjualan kuliner khas Sentani, seperti, Ouw, ulat sagu bakar, mujair, kacang dan jagung.

Alforida Walli, salah seorang warga Yoboi yang berjualan Ouw mengatakan, makanan tersebut merupakan perpaduan antara sagu bakar, kelapa dan pisang matang.

"Ouw ini makanan turun temurun yang dulunya pernah jadi makanan pokok kami," kata Alforida.

Baca juga: 3 Bulan Dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Gubernur Lukas Enembe Kembali ke Jayapura

Meski merupakan makanan tradisional Sentani, tapi tidak sedikit pengunjung di Kampung Yoboi ingin mencicipi makanan tersebut.

Selain kuliner, para pemuda di Yoboi juga menawarkan jasa melukis wajah dengan ornamen khas Papua yang banyak diminati pengunjung.

Alhasil ketika kita mengelilingi Kampung Yoboi, maka akan mudah ditemui pengunjung yang wajahnya telah digambar dengan ornamen Papua.

Selain itu, pengunjung di Yoboi juga dimanjakan dengan adanya taman gizi di hampir setiap teras rumah warga.

Taman gizi menurut Biily Tokoro sebenarnya dulu ditanam di perahu atau panci bekas, lalu Mery Suebu Tokoro, istri mantan Gubernur Papua, Barnabas Suebu, mengusulkan untuk membuat taman gizi di atas kerambah.

Tanaman yang ditanam adalah bayam, sawi, kangkung cabut, kol, kemangi, cabai, tomat, daun bawang, sereh dan lainnya.

Namun saat terjadi Pandemi Covid-19, terang Billy, pemerintah pusat membuat program ketahanan pangan yang kemudian diadaptasi oleh pemkab Jayapura dengan menggelontorkan dana Rp 100 juta untuk tiap kampung.

Baca juga: Jaga Kawasan Pantai Papua, Sejumlah Relawan Lakukan Sulam Mangrove

Di Kamlung Yoboi kemudian setiap rumah mendapat Rp 500.000 dari pembagian dana tersebut dan mengembangkan taman gizi.

"Awalnya itu cuma untuk konsumsi warga saat pandemi, tapi saat dermaga kami viral, pengunjung yang datang justru ingin membelinya dan jadi tambaham pemasukan bagi warga," ujar Billy.

Tidak sampai di situ, Kampung Yoboi juga memiliki hutan sagu yang masih cukup asri dan akan segera dikembangkan sebagai salah satu objek wisata pelengkap.

Tanam pohon sagu

Situasi di Kampung Yoboi, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Papua, yang kini menjadi objek wisata karena keberadaan dermaga warna-warninya. selain itu, di kampung tersebut terdapat warung- warung yang menawarkan makanan tradisional Papua berupa Ouw dan Ulat Sagu, Jayapura, Papua, Sabtu (18/7/2020)KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Situasi di Kampung Yoboi, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Papua, yang kini menjadi objek wisata karena keberadaan dermaga warna-warninya. selain itu, di kampung tersebut terdapat warung- warung yang menawarkan makanan tradisional Papua berupa Ouw dan Ulat Sagu, Jayapura, Papua, Sabtu (18/7/2020)

Informasi mengenai ramainya Kampung Yoboi yang menjadi objek wisata baru di tengah pandemi covid-19 rupanya juga sampai di telinga Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw.

Ia pun menyempatkan diri mengunjungi Kampung Yoboi pada Sabtu (18/7/2020) siang.

Melihat langsung situasi di Kampung Yoboi, Waterpauw pun memberi apresiasi karena mereka mampu mempertahankan budaya dan menyesuaikannya dengan perkembangan zaman.

"Kampung ini sangat energik, inisiatif, memiliki berbagai karya yang baik, karenanya kami hadir di sini," kata dia.

"Saya juga sarankan bagaimana mereka terus berkarya mempertahankan kampung ini, kita harus dorong agar otonomi kampung itu diberdayakan sehingga orang kampung merasa menjadi tuan di tanahnya sendiri," sambung Waterpauw.

Pada kesempatan tersebut, Waterpauw juga melakukan penanaman bibit pohon sagu di wilayah adat Kampung Yoboi.

Baca juga: Polisi Sita 3 Koli Atribut Negara Republik Federal Papua Barat di Pegunungan Bintang

Menurut dia, keberadaan hutan sagu di lokasi tersebut masih bagus dan harus dipertahankan eksistensinya.

"Kami membuat pencanangan penanaman pohon sagu karena kami tahu hampir 17.000 hektare lahan milik kampung ini memang dipelihara baik sehingga kita perlu mendukung dengan menanam kembali pohon yang sudah dipanen," tutur dia.

Kapolda juga mengingatkan masyarakat Kampumg Yoboi yang kini telah menjadi daerah wisata untuk menjaga kebersihan.

Waterpauw pun ikut turun langsung melakukan pembersihan di perairan Kampung Yoboi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com