Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kisah Pilu Kinem Penderita Kanker Selama 11 Tahun | 5 Anak Bertahan Hidup Saat Ibu Dikarantina

Kompas.com - 19/07/2020, 06:45 WIB
Setyo Puji

Editor

"Alangkah baiknya kalau kita tidak kehilangan fokus menangani Covid-19, dan melakukan lebih banyak hal yang positif dibandingkan menghabiskan energi untuk hal yang tidak perlu," ungkap Yovi kepada wartawan, Jumat (17/7/2020).

Baca juga: Ditantang Jerinx SID soal Pembuktian Covid-19, Jubir Gugus Tugas Riau: Buang Energi

4. Seorang nenek kehilangan uang Rp 1,4 juta

Seorang nenek bernama Runtikah (83), warga Desa Kradenan, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, mengaku kehilangan uang Rp 1,4 juta.

Padahal uang tersebut didapatkan dari bantuan pemerintah atau BLT selama pandemi corona.

Meski uang yang hilang itu bagi sebagian orang nominalnya tidak seberapa, namun untuk Runtikah cukup berarti.

Terlebih selama ini ia hidup seorang diri dan sudah tidak bisa melihat.

Uang tersebut hilang saat disimpan di bawah bantal.

"Kalau maaf BH lama kan ada kantongnya, uang disimpan di situ, digulung, ditempatkan di bawah bantal. Mbah Runtikah baru sadar uangnya hilang sore harinya," kata pegiat sosial, Hadi Nugroho, Jumat (17/7/2020).

Karena setelah dicari tidak ditemukan, warga akhirnya berinisiatif menggalang dana untuk diberikan kepada Runtikah.

Baca juga: Cerita Sedih Lansia 83 Tahun Kehilangan Uang BLT Rp 1,4 Juta, Disimpan Dalam BH di Bawah Bantal

5. Bupati Alor kesal dapat WTP dari BPK

Sebuah video memperlihatkan Bupati Kabupaten Alor Amon Djobo memarahi sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di pinggir jalan protokol di wilayah itu viral di media sosial.Tangkapan layar Sebuah video memperlihatkan Bupati Kabupaten Alor Amon Djobo memarahi sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) di pinggir jalan protokol di wilayah itu viral di media sosial.

Bukannya bangga, Bupati Kabupaten Alor, Amon Djobo justru kesal setelah mendapat predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Pasalnya, predikat yang diberikan itu dianggap tidak sesuai kenyataan.

Sebab, Amon menilai kinerja yang dilakukan dari Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Pemkab Alor masih tidak maksimal.

"Dua minggu bupati tutup kantor keuangan karena pekerjaan, pelayanan tidak maksimal. BPK campur tangan tentang masalah keuangan Kabupaten Alor. Oleh karena itu BPK harus bertanggung jawab saya tutup kantor itu. Saya yang bupati, bukan mereka," ujar Amon.

Saking emosinya, Amon juga diketahui sempat mengumpat dan menjemur para ASN dari BKAD setelah mengetahui predikat dari BPK itu.

Baca juga: Bupati Alor Mengumpat dan Jemur Puluhan ASN karena Kesal Dapat WTP dari BPK

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Fadlan Mukhtar Zain, Moh. Syafií | Editor : Khairina, David Oliver Purba, Setyo Puji, Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com