Namun tiba-tiba, sang ibu bergegas kembali ke arah rumahnya untuk mengambil sesuatu.
"Saat itu ibu kembali ke rumah saya tidak tahu mau ambil apa, air makin naik dan kelihatan menggulung. Saya lihat adik tiriku naik gunung saya juga ikut bersama kakak naik gunung menyelamatkan diri,” kata Aliqah.
Hati Aliqah gelisah saat ia tak lagi melihat sosok ibunya.
Sedangkan banjir menerjang tanpa ampun.
“Waktu saya balik itu, sudah tidak ada ibu saya lihat, saya mulai khawatir dan menangis,” ucap dia
“Waktu itu ibu pakai baju daster abu-abu. Selama ini tidak ada tanda-tanda atau firasat tentang ibu,” tutur Aliqah.
Baca juga: Saat Bupati Luwu Utara Jadi Korban Banjir dan Mengungsi Bersama Warga
Di tengah kegelapan, suara teriakan minta tolong terdengar saling bersahutan.
Namun, tak ada satupun orang yang bisa menolong.
Tak hanya kehilangan ibunya, Aliqah juga melihat langsung air banjir bercampur lumpur mulai naik hingga masuk ke rumah dan merendam jalan.
“Rumah saya di dekat sungai jadi saya lihat itu air banjir naik, di dalam rumah ada kakak, ada ibu, adik tiriku dan bapak saya,” sebut Aliqah.
Baca juga: Erick Thohir Perintahkan BUMN Bantu Penanggulangan Banjir Bandang di Luwu Utara