Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Waktu Banjir Datang, Ibu Sudah Tidak Ada, Saya Menangis..."

Kompas.com - 19/07/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Aliqah Kadir (16) remaja asal Radda, Kecamatan Baebunta tak menyangka hari itu banjir di Luwu Utara memisahkan ia dengan ibunya, Misna (42).

Meski air mata tumpah dan terus-menerus berteriak minta tolong, Aliqah tak kunjung menemukan sosok sang ibu hingga kini.

Selamatkan diri ke gunung

Potensi bencana di Luwu Utara telah dikaji dan diprediksi Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin (Unhas) sejak 2017 lalu.Darul Amri Potensi bencana di Luwu Utara telah dikaji dan diprediksi Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin (Unhas) sejak 2017 lalu.
Aliqah menuturkan, banjir besar tiba-tiba menerjang, Senin (18/7/2020) malam.

Saat itu secepat mungkin Aliqah dan keluarganya menyelamatkan diri ke gunung.

Ketika menyelamatkan diri, ia bersama dengan ibunya dan saudaranya.

“Waktu banjir datang, saya keluar rumah hendak menyelamatkan diri bersama kakak dan ibu," kata dia.

Baca juga: Jika Mengingat Banjir, Saya Kadang Teriak Tanpa Sadar...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com