Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Pasien Tak Transparan, 5 Tenaga Medis di Tegal Jalani Tes Swab

Kompas.com - 18/07/2020, 23:05 WIB
Tresno Setiadi,
Dony Aprian

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS - Sebanyak lima tenaga medis di Tegal, Jawa Tengah, harus menjalani tes swab setelah keluarga seorang pasien Covid-19 berinisial NS berumur sembilan tahun tidak transparan.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pemerintah Kabupaten Tegal dr. Joko Wantoro mengungkapkan, kelimanya yang sempat menangani NS (9), harus menjani uji swab bersama tujuh anggota keluarga NS.

"Hal tersebut terjadi karena pihak keluarga pasien tidak transparan saat ditanya petugas medis tentang riwayat kontak NS dengan anggota keluarga lain yang datang dari luar kota," kata Joko dalam keterangan tertulis yang dirilis Humas Pemkab Tegal, Sabtu (18/7/2020).

Baca juga: Meski Zona Hijau, KBM di Kota Tegal Masih Daring

Joko mengungkapkan, NS (9) merupakan asal Desa Dukuh Tengah, Kecamatan Margasari. Awalnya, NS mengalami sakit demam, panas, dan nyeri perut Senin (29/6/2020) lalu.

Sebelumnya, NS sudah pernah diperiksa tenaga medis di Puskesmas Kesambi. Karena tak kunjung sembuh, pihak keluarga pun membawa ke IGD Puskesmas Kesambi pada Rabu (1/7/2020).

Saat itu, NS diterima perawat IGD untuk selanjutnya dilakukan tindakan medis dengan pemasangan infus.

Esok harinya, atas saran dokter jaga, dilakukan pengambilan sampel darah oleh petugas laboratorium Puskesmas Kesambi.

Baca juga: Gugus Tugas Covid-19 Kota Tegal Dibubarkan pada 30 Juli

Hasilnya ada penurunan trombosit dengan diagnosa awal demam berdarah.

Di hari yang sama, NS selanjutnya dirujuk ke RSI PKU Muhammadiyah Singkil.

“Sesampainya di RSI ada kecurigaan oleh tenaga medis melihat gejala sakit NS. Setelah didesak pihak rumah sakit, pihak keluarga pun mengakui NS ada kontak erat dari orang pasien yang berprofesi sebagai sopir di luar kota dan pulang ke rumah dua kali setiap pekannya," kata Joko.

Atas hasil anamnesis, status pasien NS ditingkatkan menjadi pasien dalam pengawasan (PDP) dan dilakukan pengambilan spesimen swab pada Sabtu (11/7/2020).

"Hasil resmi pemeriksaan laboratorium baru diterima Jumat (17/7/2020) dan dinyatakan pasien NS terkonfirmasi positif Covid-19," ungkap Joko.

Pihaknya kemudian menemukan ada 12 orang yang pernah melakukan kontak erat.

"Untuk langkah penanganan sesuai prosedur terbaru dari Kemekes, seluruhnya langsung kita ambil spesimen swab-nya dan keluarga kontak erat keluarganya menjalani isolasi mandiri," kata Joko.

Sementara untuk lima tenaga medis yang terdiri dari satu dokter, tiga perawat dan satu petugas laboratorium menjalani isolasi mandiri sambil menunggu hasil swab.

"Saat ini kondisi klinis NS membaik. Untuk menghindari infeksi nosokomial di rumah sakit, dokter penanggung jawab pasien pun memulangkan NS untuk menjalani isolasi mandiri di rumah di bawah pengawasan petugas puskesmas dan satgas Covid-19 desa setempat," ungkapnya.

Dengan bertambahnya NS sebagai pasien positif Covid-19, kata Joko, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Kabupaten Tegal menjadi 39 orang.

 

Rinciannya,30 pasien dinyatakan sembuh, 5 masih dirawat, dan 4 orang meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com