Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Gunungkidul, SD Wonolagi dengan 13 Murid Tetap Belajar Daring Saat Pandemi

Kompas.com - 18/07/2020, 17:01 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - SD Wonolagi, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Yogyakarta tetap menggerar pembelajaran daring walaupun hanya memiliki 13 murid.

SD yang berdiri sejak tahun 1980 tersebut berada di dusun Wonolagi yang hanya memiliki 49 kepala keluaarga.

Dari dusun terdekat sebelah utara, warga harus menyeberangi sungai untuk menuju Wonolagi. Sedangkan dari dusun terdekat sebelah selatan, warga harus melewati hutan.

Menurut Kepala SD Wonolagi Marsudiyanti, untuk tahun ajaran baru 2020, SD tersebut hanya mendapatkan 3 murid untuk kelas 1.

Baca juga: Kisah SD dengan Murid 13 Orang, Tetap Laksanakan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi

Sedangkan untuk kelas 2 dan kelas 6, sekolah tersebut tidak memiliki murid.

"Saat ini total ada 13 pelajar, yang kosong kelas 2 dan 6," kata Marsudiyanti kepada wartawan Jumat (17/7/2020).

"SD kami hanya menampung anak usia sekolah dari Padukuhan Wonolagi saja yang didiami oleh 49 kepala keluarga (KK)," ucap Yanti.

Yanti mengatakan sekolah tersebut dibangun untuk memberikan layanan pendidikan pada warga Dusun Wonolagi yang jaraknya cukup jauh dari sekolah lain.

Alasan tersebut yang menbuat kegiatan belajar di sekolah tersebut tetap berjalan walaupun jumlah anak usia SD di dusun tersebut tidak banyak.

Baca juga: Kapal Nelayan Terbalik Dihantam Ombak di Pantai Ngrenehan Gunungkidul

Pembelajaran secara daring saat pandemi

Ilustrasi Covid-19DOK. PIXABAY Ilustrasi Covid-19
Yanti mengatakan, walaupun jumlah siswanya hanya 13 dan berasal dari satu lingkungan, SD Wonologi tetap menerapkan sistem belajar dari rumah (BDR) selama pandemi Covid-19.

Namun saat musim ajaran baru, pihak sekolah hanya menggelar Masa Pengenala Lingkungan Sekolah (MPLS) selama tiga hari.

Setelah itu mereka melanjutkan kegiatan belajar mengajar secara daring.

Menurut Yanti, pihak sekolah sempat meengusulkan ke Disdikpora tentang kegiatan belajar mengajar di sekolah karena jumlah siswanya sedikit.

Baca juga: Musim Kemarau, Kekeringan Kembali Landa Gunungkidul

Namun dengan beberapa pertimbangan, sekolah tetap dilaksankan secara daring.

"Pernah mengajukan ke Disdikpora Gunungkidul, apakah boleh tetap belajar di sekolah mengingat jumlah pelajarnya sedikit sekali. Tapi akhirnya diputuskan tetap dengan BDR," ucap Yanti.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Gunungkidul Bahron Rasyid mengatakan SD Wonolagi merupakan merupakan sekolah layanan khusus. Sehingga sekolah tersebut tetap menggelar kegiatan berapa pun jumlah siswanya lantaran dusun tersebut jauh dari sekolah lain.

Baca juga: Nekat Datangi Pantai di Gunungkidul yang Belum Dibuka, Puluhan Warga Disengat Ubur-ubur

Siswa gunakan ponsel ibu

Ilustrasi ponsel dicas.SHUTTERSTOCK Ilustrasi ponsel dicas.
Salah satu siswa SD Wonolagi yang mengikuti kegiatan belajar dari rumah adalah Adinda Saputri.

Walaupun rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya, siswi kelas 3 tersebut terlihat tekun menyimak video pembelajaran dari ponsel milik ibunya yang dikirim oleh sang guru.

Menurut Astuti, ibu Adinda, anaknya menggunakan ponsel miliknya agar ia bisa mengontrol pengguanaannya.

Baca juga: KTP-nya Dicatut Bapaslon Independen Pilkada Gunungkidul, Warga Lapor ke Bawaslu

"Belajar menggunakan HP saya, Kalau saya belikan sendiri, takutnya tidak bisa mengontrol penggunaannya," kata Astuti.

Ia mengatakan sempat ada ada kesulitan saat harus menjelaskan materi pelajaran ke anak.

Namun Astuti mengatakan, guru SD Wonolagi sangat terbuka untuk membantu mengarahkan melalui pesan singkat ataupun telepon,

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Markus Yuwono | Editor: Khairina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com