KOMPAS.com - SD Wonolagi, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Yogyakarta tetap menggerar pembelajaran daring walaupun hanya memiliki 13 murid.
SD yang berdiri sejak tahun 1980 tersebut berada di dusun Wonolagi yang hanya memiliki 49 kepala keluaarga.
Dari dusun terdekat sebelah utara, warga harus menyeberangi sungai untuk menuju Wonolagi. Sedangkan dari dusun terdekat sebelah selatan, warga harus melewati hutan.
Menurut Kepala SD Wonolagi Marsudiyanti, untuk tahun ajaran baru 2020, SD tersebut hanya mendapatkan 3 murid untuk kelas 1.
Baca juga: Kisah SD dengan Murid 13 Orang, Tetap Laksanakan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi
Sedangkan untuk kelas 2 dan kelas 6, sekolah tersebut tidak memiliki murid.
"Saat ini total ada 13 pelajar, yang kosong kelas 2 dan 6," kata Marsudiyanti kepada wartawan Jumat (17/7/2020).
"SD kami hanya menampung anak usia sekolah dari Padukuhan Wonolagi saja yang didiami oleh 49 kepala keluarga (KK)," ucap Yanti.
Yanti mengatakan sekolah tersebut dibangun untuk memberikan layanan pendidikan pada warga Dusun Wonolagi yang jaraknya cukup jauh dari sekolah lain.
Alasan tersebut yang menbuat kegiatan belajar di sekolah tersebut tetap berjalan walaupun jumlah anak usia SD di dusun tersebut tidak banyak.
Baca juga: Kapal Nelayan Terbalik Dihantam Ombak di Pantai Ngrenehan Gunungkidul
Namun saat musim ajaran baru, pihak sekolah hanya menggelar Masa Pengenala Lingkungan Sekolah (MPLS) selama tiga hari.
Setelah itu mereka melanjutkan kegiatan belajar mengajar secara daring.
Menurut Yanti, pihak sekolah sempat meengusulkan ke Disdikpora tentang kegiatan belajar mengajar di sekolah karena jumlah siswanya sedikit.
Baca juga: Musim Kemarau, Kekeringan Kembali Landa Gunungkidul
Namun dengan beberapa pertimbangan, sekolah tetap dilaksankan secara daring.
"Pernah mengajukan ke Disdikpora Gunungkidul, apakah boleh tetap belajar di sekolah mengingat jumlah pelajarnya sedikit sekali. Tapi akhirnya diputuskan tetap dengan BDR," ucap Yanti.