Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kinem, 11 Tahun Menderita Kanker, Disuruh Foto Terima Bantuan tapi Tak Pernah Mendapatkan

Kompas.com - 17/07/2020, 20:07 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Nasib memperihatinkan dialami Kinem (45), warga Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Pasalnya, sejak tahun 2009 lalu ia harus berjuang melawan penyakit kanker yang dideritanya.

Selama 11 tahun menderita penyakit tersebut, kondisi Kinem diketahui terus mengalami penurunan.

Akibat benjolan besar yang berada di lehernya itu, bahkan membuat giginya rontok dan susah makan.

Lidah Kinem juga terlihat menjulur keluar hingga membuatnya susah bicara.

Suami Kinem, Nursam, yang diketahui hanya bekerja secara serabutan itu mengaku sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.

Baca juga: Derita Kinem, Ibu Lima Anak Asal Boyolali 11 Tahun Menderita Kanker

Sebab, selama belasan tahun merawat istrinya yang sakit itu berbagai upaya sudah dilakukan. Namun kesembuhan istrinya ternyata masih jauh dari harapan.

Terakhir, istrinya sempat dirawat di RSUD Moewardi Solo selama 14 hari untuk menjalani operasi.

Namun, operasi yang dijanjikan batal dilakukan karena kondisi istrinya saat itu terus mengalami penurunan.

"Jadi selama dirawat di rumah sakit itu hanya tiduran di kamar, tidak jadi dioperasi karena kondisi drop," ungkapnya, Jumat (17/7/2020).

Dijanjikan bantuan yang tak pernah didapatkan

Nursam mengatakan, selama istrinya sakit itu beberapa donatur pernah menemuinya dan menjanjikan untuk memberi bantuan.

Namun janji hanya janji. Meski sudah diminta untuk melakukan foto dengan kertas yang bertuliskan nominal sejumlah uang, namun bantuan itu ternyata tak pernah ia dapatkan.

"Saya dan istri hanya diminta pegang kertas yang ada tulisan nominal uangnya, lalu di foto-foto. Tapi uang tidak pernah saya terima," paparnya.

Meski demikian, ia tak mempersoalkan masalah itu dan mengaku sudah mengikhlaskan.

"Tidak apa-apa, saya hanya berdoa agar istri segera sembuh. Bantuan yang tak sampai itu cukup banyak, ada yang Rp 10 juta, Rp 30 juta, Rp 25 juta. Saya tidak terima uangnya, hanya kertas yang masih tersimpan," kata Nursam.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com