Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Duga Aktivitas Pertambangan Bauksit Penyebab Banjir di Kalbar

Kompas.com - 17/07/2020, 14:39 WIB
Hendra Cipta,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Nyaris di seluruh wilayah Kalimantan Barat hampir mengalami bencana banjir ketika memasuki musim hujan.

Dalam dua pekan terakhir ini saja, sedikitnya enam kabupaten dilaporkan terendam banjir.

Keenam kabupaten tersebut adalah Ketapang, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu dan Bengkayang.

Baca juga: Banjir 1 Meter Rendam Lapas Sorong, Sejumlah Napi Terpaksa Dievakuasi

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menduga, salah satu penyebab banjir adalah terjadinya penurunan lahan sekitar 25 juta per meter kubik setiap tahun akibat pertambangan.

Dia menerangkan, setiap tahun rata-rata tambang bauksit di Kalbar bisa menghasilkan 25 juta ton.

"Tapi, saat bersamaan muncul penurunan lahan sekitar 25 juta per meter kubik setiap tahun, sehingga menimbulkan banjir," kata Sutarmidji dalam keterangan tertulisnya usai rapat koordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kantor Gubernur Kalbar, Kamis (16/7/2020).

Bencana tanah longsor terjadi di Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (14/7/2020) sore.dok Polres Mempawah Bencana tanah longsor terjadi di Desa Peniraman, Kecamatan Sungai Pinyuh, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (14/7/2020) sore.

Di sisi lain, pembagian dana bagi hasil (DBH) di sektor tambang di seimbang. Bahkan, daerah cenderung jadi penonton.

Baca juga: Berikut Analisis Lapan soal Banjir di Luwu Utara

"Pembagian dana bagi hasil (DBH) kepada daerah dibandingkan dengan besarnya hasil daerah yang diterima pemerintah pusat tak seimbang," ucap Sutarmidji.

Sebagaimana diketahui, banjir terparah terjadi di Kabupaten Sintang dengan kedalaman lebih dari 2 meter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com