Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 40 Persen Warga Surabaya Tak Percaya Pergi ke Rumah Ibadah Akan Berisiko Tertular Covid-19

Kompas.com - 17/07/2020, 05:51 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Namun, ia menilai, penyebab warga Surabaya merasa aman dari Covid-19 ketika berada di tempat ibadah, kaitannya dengan masalah spiritual dan keyakinan.

"Hipotesa saya sih ada kaitannya dengan masalah spiritual. Bahwa tentu ada kekuatan spiritual yang melindungi mereka," kata Sulfikar.

Karena alasan itu, menurut Sulfikar, sebagian warga Surabaya akan merasa aman ketika mereka mendatangi tempat ibadah.

"Jadi ada kondisi-kondisi psiko-spiritual yang mempengaruhi risiko mereka terhadap tempat ibadah," kata Sulfikar.

Sementara, persepsi risiko warga Surabaya akan tertular jika pergi ke pasar dan pusat perbelanjaan sangat besar.

Sulfikar menjelaskan, 16 persen responden menjawab sangat besar kemungkinan tertular Covid-19 di pasar dan pusat perbelanjaan.

Baca juga: Pekerja Luar Daerah di Surabaya Wajib Tes Rutin Setiap 14 Hari

Sebanyak 31 persen responden menjawab besar, 27 persen menjawab sedang, 14 persen menjawab kecil, dan 13 persen menjawab sangat kecil.

"Ini sebenarnya relatif lebih baik. Karena kalau kita lihat pasar dan pusat perbelanjaan, yang mengatakan besar dan sangat besar (kemungkinan tertular Covid-19) itu mayoritas," ujar Sulfikar.

"Jadi, ada sekitar 47 persen responden yang mengatakan kemungkinannya besar dan sangat besar (tertular Covid-19 di pasar). Jadi mereka akan hati-hati," kata Sulfikar.

Kemudian, persepsi risiko ketika pergi bekerja, sekolah, dan kuliah, itu persepsi warga Surabaya relatif lebih rendah dibandingkan jika pergi ke pasar atau pusat perbelanjaan.

Hasil surveinya, 16 persen responden menjawab sangat kecil dan 17 persen menjawab kecil kemungkinan tertular Covid-19 di tempat kerja, sekolah, dan kuliah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com