Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Bromo Tidak Buru-buru Dibuka, Tokoh Suku Tengger: Persiapannya Harus Matang

Kompas.com - 16/07/2020, 18:01 WIB
Ahmad Faisol,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Tokoh Suku Tengger Supoyo meminta destinasi wisata Gunung Bromo tak buru-buru dibuka. Ia tak ingin objek wisata itu menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Menurut Supoyo, pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sedang mempersiapkan standar operasional prosedur (SOP).

Baca juga: Kawasan Gunung Bromo Dibuka Agustus, Jumlah Pengunjung Dibatasi

"Jika SOP itu sudah siap, bisa dibuka. SOP-nya harus benar-benar matang. Karena kita tidak menginginkan seperti kejadian di objek wisata lain, dibuka lalu kemudian ditutup karena terjadi klaster penularan," kata Supoyo saat ditemui Kompas.com di Kantor DPRD Kabupaten Probolinggo, Kamis (16/7/2020).

Supoyo mengikuti rapat bersama pengelola TNBTS, kepala daerah di sekitar kawasan Gunung Bromo, dan penggiat pariwisata.

"Untuk membuka Bromo juga butuh persiapan dan kebersamaan. Artinya, jika Bromo dibuka maka empat kepala daerah sekitar Bromo (Probolinggo, Lumajang, Malang dan Pasuruan) harus sepakat untuk membuka semua. Sesuai dengan apa yang sampaikan Bupati Probolinggo P Tantriana Sari, bahwa keinginan membuka itu hendaknya juga menjadi keinginan bersama di empat wilayah kawasan Bromo," tukas Supoyo.

Kebersamaan dari empat kepala daerah, lanjut Supoyo, juga dibarengi dengan kehati-hatian dalam mempertimbangkan keputusan membuka kawasan Bromo.

Pembukaan kawasan itu tak hanya tergantung kesiapan TNBTS, tapi juga masyarakat, pelaku wisata, transportasi, akomodasi, dan pedagang di sekitar kawasan wisata itu.

Mereka, kata Supoyo, harus siap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Sekarang bolanya ada di tangan TNBTS. Apabila di sana (TNBTS) sudah siap, dibuka. Mudah-mudahan awal atau pertengahan Agustus Bromo sudah dibuka," jelas Supoyo.

Saat ditanya dampak penutupan Bromo terhadap masyarakat Suku Tengger, Supoyo menyebut mayoritas masyarat merupakan petani.

Baca juga: Di Hadapan Jokowi, Khofifah Berharap Wisata Bromo Kembali Dibuka

Mereka menanam kentang, kubis, bawang prei, sawi, jagung, wortel dan tomat.

"Warga suku Tengger di 47 desa di empat daerah sekitar Bromo berjumlah sekitar 50.000 orang. Sebanyak 30 persen kerja di sektor pariwisata. Sebanyak 70 persen di sektor pertanian," kata Supoyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com