Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Sempat Tolak Kubur Orang Rimba yang Tewas Bertarung dengan Ular

Kompas.com - 16/07/2020, 10:19 WIB
Suwandi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Sebagian besar keluarga menolak rencana pemakaman Orang Rimba Marinding (26) yang tewas dililit ular.

Baik pihak keluarga maupun Tumenggung Nilo beranggapan bahwa Orang Rimba yang mati saat melangun atau mengembara ke hutan tidak boleh dikubur, melainkan dilakukan tradisi pusaron.

"Siapa saja yang mati ketika melangun, maka tidak boleh dikuburkan," kata Kapolsek Pamenang Iptu Fathkur Rahman menirukan perkataan Tumenggung Nilo, Kamis (16/7/2020).

Baca juga: Kronologi Orang Rimba Tewas Dililit Ular, Awalnya Dikira Hilang Dibawa Makhluk Halus

Kondisi jenazah yang sudah lebih tiga hari, kata Rahman, harus dikubur segera. Dia pun memberi pengarahan hingga akhirnya keluarga mengikhlaskan korban dimakamkan.

"Ini soal fardhu kifayah, sudah urgen, maka jenazahnya harus dimakamkan," kata Rahman menegaskan. 

Tradisi pusaron

Sementara itu, antropolog KKI Warsi Jambi, Robert Ari Tonang menuturkan, secara adat kebiasaan Orang Rimba, bila ada yang meninggal harus diantar ke hutan yang tersembunyi. 

Selanjutnya jenazah dibuatkan balai kecil setinggi 1,5 meter. Mayat diletakkan di atas balai ini, berikut dengan barang-barang yang terakhir bersamanya.

Tempat orang meninggal dalam tradisi Orang Rimba disebut Pusaron. Setelah yang meninggal diletakkan di Pusaron, maka keluarga melakukan tradisi maratop atau menangis.

Selesai maratop atau menangis dengan meraung-raung sambil mengingat kebaikan-kebaikan yang meninggal, keluarga yang meninggal melakukan melangun.

Tradisi melangun adalah keluarga yang meninggal melakukan perjalanan jauh dari hutan ke hutan, untuk menghilangkan kesedihan.

Rentang melangun biasanya panjang. Namun sekarang karena hutan sudah sedikit, maka lebih singkat sekitar 2 sampai 3 bulan saja.

Pada dasarnya semua kematian akan membuat mereka melangun. Adat melangun itu sendiri yang berubah.

Sekarang ini, sambung Robert, karena hutan sudah sulit didapat, maka melangun lebih singkat. Apabila sudah masuk agama umum, Orang Rimba tidak lagi melangun.

"Sebagian dari Orang Rimba telah ada yg masuk Islam dan Kristen. Kelompok ini dikubur di tanah seperti umumnya," kata Robert.

Bertarung dengan ular

Untuk diketahui, Marinding menghilang saat berburu. Setelah dua hari pencarian tidak ditemukan, maka pihak keluarga membuat laporan orang hilang ke kantor polisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com