Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Menderita Dalam Hati Lihat Anak Saya Punya Tumor, Ingin Dia Lekas Sembuh"

Kompas.com - 16/07/2020, 05:32 WIB
Markus Makur,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Tesiana Anur (10 bulan) menderita tumor yang menutupi sebagian wajahnya.

Putri dari pasangan Agustinus Ndelos dan Susantiana Abul, warga Kampung Mera, Desa Golo Tolang, Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, ini awalnya mengalami sakit dan terdapat bintik merah kecil di bagian pelipis kiri sepekan setelah lahir.

Setelah diperiksa ternyata penyakit yang diderita adalah tumor.

Baca juga: Balita Ini Kena Tumor yang Menutup Separuh Wajah, Butuh Biaya Berobat

Ayah Tesiana, Agustinus mengatakan, dia tidak memiliki biaya untuk mengobati putri sulungnya itu. 

Agustinus merupakan tukang ojek dengan penghasilan tidak menentu. 

"Hasil tukang ojek saya hanya Rp 600.000 per bulan dan kadang-kadang tak tentu. Saya mohon bantuan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur bisa membawa putri kami berobat di Rumah Sakit. Apalagi selama pandemi Covid-19, saya tak lagi mendapatkan penghasilan dari ojek. Kami benar-benar tak mampu untuk mengobati putri sulung ini," ujar Agustinus saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Selasa (14/7/2020).

Baca juga: Disangka Gigitan Nyamuk, Ternyata Bayi Ini Terkena Tumor di Wajah, Begini Kondisinya

Agustinus mengatakan, sebelum tahu bahwa penyakit anaknya adalah tumor, Tesiana sempat dibawa ke orang pintar.

UPDATE: Kompas.com menggalang dana membantu kisah Tesiana sang balita pengidap tumor. Sumbangkan rezeki Anda dengan klik di sini untuk donasi via Kitabisa.com.

Orang pintar itu mengatakan penyakit yang diderita Tesiana karena makhluk halus. 

Mereka kemudian melakukan ritual adat. Namun, kondisi Tesiana tak kunjung sembuh.

Agustinus kemudian pergi ke Satarmese, kampung asal istrinya. Saat itu Tesiana berusia dua bulan.

Saat di Satarmese, putrinya berobat di Puskesmas Ponggeok. Perawat menyarankan agar Tesiana dirujuk ke Rumah Sakit Daerah Umum Ruteng.

Kemudian Tesiana dibawa berobat ke sebuah apotek.

"Kami bawa putri berobat di salah satu dokter di salah satu apotek di Kota Ruteng. Dokter itu menginformasikan bahwa putri kami mengalami sesak napas. Dokter itu beri obat, tetapi  setelah minum obat tak ada perubahan. Akhirnya kami kembali ke Kampung Mera hingga kondisi derita putri membengkak hingga di bagian telinga dan bagian leher kirinya," jelasnya.

Tesiana rutin berobat ke Puskesmas Ketang, tetapi tak kunjung mengalami perubahan.

Barulah saat dibawa ke Puskesmas Borong, dokter mengatakan bahwa Tesiana menderita tumor jinak.

Dokter kembali menyarankan untuk membawa Tesiana ke rumah sakit.

 

Namun, hal itu urung dilakukan karena keluarga Tesiana tak memiliki dana.

Usia lima bulan kondisi Tesiana semakin parah dengan bengkak seluruh bagian kirinya dan menutup separuh matanya.

Makan dan bermain seperti biasa

Istri Agustinus, Susantiana mengatakan, hatinya teriris melihat kondisi anaknya. 

"Saat saya lihat dan gendong anak saya, saya sangat sedih dan ikut menderita dalam hati. Saya berdoa dan berharap putri kami bisa sembuh seperti anak yang lainnya," ujarnya.

Dia berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur bisa memberikan sumbangan agar putri mereka bisa dioperasi.

"Kami sangat berharap agar putri bisa berobat dan sembuh. Gejalanya, anak kami sering panas di bagian pelipis dan kepala bagian kirinya. Bahkan, beberapa waktu bengkak di pelipis pecah hingga mengeluarkan darah," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com