KUPANG, KOMPAS.com - Kawanan belalang yang tak terhitung jumlahnya menutupi landasan pacu Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Betul, banyak belalang di bandara khususnya di di bahu kanan dan kiri landasan pacu," kata Kepala Bandara Umbu Mehang Kunda Hariyanto saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (15/7/2020).
Baca juga: Perempuan Tanpa Busana Muncul di Belakangnya Saat Webinar, Ini Klarifikasi Dosen Uncen
Hariyanto mengatakan, kawanan belalang itu menyerbu kawasan bandara sejak Jumat (10/7/2020).
Belalang tersebut tak terhitung jumlahnya. Meski begitu, Hariyanto menyebut, penerbangan dari dan menuju Bandara Umbu Mehan Kunda Waingapu masih aman.
Penerbangan pada hari ini juga masih normal. Namun, pihak bandara siap menunda penerbangan jika keberadaan belalang itu dinilai membahayakan.
"Jika keberadaan belalang ini sudah membahayakan penerbangan, maka kita akan tunda penerbangan untuk sementara," kata dia.
Hariyanto menegaskan, pihak bandara selalu memantau keberadaan belalang tersebut.
"Pastinya kita selalu memantau terus dan antisipasi agar tidak membahayakan penerbangan," jelas Hariyanto.
Hama belalang kembara
Baca juga: Sepi Penumpang, Tukang Becak Yogya Kini Berburu Belalang untuk Bertahan Hidup
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur, Oktavianus Mbaku Muku membenarkan hama belalang di bandara itu.
"Itu hama belalang kembara yang berada di bandara," kata Oktavianus.
Menurut Oktavianus, hama belalang sudah berada di wilayah Sumba Timur sejak Maret 2020.
Oktavianus menjelaskan, belalang itu berasal dari padang rumput yang terdapat di dekat bandara.
Mereka lalu pindah dan masuk ke area bandara.
"Memang belalang sering muncul, disebabkan keseimbangan ekologi yang terganggu lantaran sering dilakukannya pembakaran padang," ungkapnya.
Baca juga: Perempuan Tanpa Busana Muncul di Belakangnya Saat Webinar, Ini Klarifikasi Dosen Uncen
Akibatnya kata Oktavianus, menyebabkan hilangnya musuh alami, sehingga belalang berkembang.
Faktor cuaca, kata dia, juga mendukung belalang berkembang biak. Apalagi, tahun ini cuaca panas dan sekali-kali hujan.
Saat ini, pihaknya telah berupaya mengendalikan hama belalang agar tidak menyerang pertanian warga setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.